Seakan mengikuti nalurinya, Suminto sebelumnya telah memindahkan kasur tempat tidur dari posisi awal yang dekat dengan dinding belakang rumah ke bagian depan.
Ia mengaku firasatnya semakin kuat setelah melihat keretakan di ujung talut, sehingga ia juga menutup akses jalan di bawah talut untuk menghindari korban jiwa.
"Karena ujung talut sudah retak. Siang tadi saya tahu ini sudah berbahaya. Sebelum hujan, saya tutup jalan ini," jelasnya.
Janadi, seorang relawan desa setempat, mengungkapkan bahwa talut yang roboh tersebut memang baru dibangun beberapa bulan lalu.
“Talut ini menimpa rumah Pak Suminto, hingga tembok belakang roboh dan sekitar tiga perempat bangunan rusak,” katanya.
Janadi menambahkan, pihak desa masih melakukan identifikasi terhadap kerugian material yang dialami Suminto akibat bencana ini.
Peristiwa longsornya talut ini menjadi pelajaran berharga bagi warga sekitar akan pentingnya memerhatikan keamanan bangunan, terutama pada area berisiko longsor saat musim hujan.
Suminto kini masih merasa trauma, namun ia bersyukur berhasil menyelamatkan diri tanpa terluka dari insiden yang mengancam keselamatannya tersebut.
Penulis: Fransiska Dinda
Baca Juga: Pembatasan Pasokan Picu Kerugian, Peternak Susu Boyolali Menjerit