Sonora.ID – Hari libur adalah momen yang dinantikan banyak orang untuk bersantai, melepaskan penat, dan melakukan aktivitas yang disukai.
Namun, sering kali muncul perasaan bahwa waktu libur berjalan terlalu cepat. Fenomena ini cukup umum, dan banyak orang merasa waktu terasa lebih singkat saat menikmati hari libur atau waktu istirahat.
Sebenarnya, mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut adalah beberapa alasan ilmiah di balik persepsi kita terhadap waktu yang seakan bergerak lebih cepat saat kita bersenang-senang.
Fenomena ini didukung oleh teori psikologi tentang persepsi waktu yang menjelaskan bagaimana otak kita merasakan aliran waktu berdasarkan pengalaman dan kondisi emosional.
Ketika kita melakukan sesuatu yang menyenangkan, otak melepaskan dopamin, hormon yang membuat kita merasa lebih bahagia dan puas.
Dalam keadaan ini, otak kita cenderung mengabaikan detail kecil dan lebih fokus pada pengalaman menyenangkan.
Akibatnya, waktu terasa lebih singkat karena kita tidak banyak memproses atau mengingat momen-momen tersebut secara mendetail.
Peneliti psikologi juga menemukan bahwa saat kita berada dalam keadaan santai dan tanpa tekanan, perhatian kita beralih dari hitungan waktu ke fokus pada pengalaman yang kita nikmati.
Sebaliknya, saat mengalami situasi yang membosankan atau monoton, perhatian kita lebih sering terfokus pada waktu, seperti menghitung jam atau menit yang tersisa hingga selesai.
Inilah sebabnya mengapa waktu terasa “lambat” saat kita berada di sekolah atau bekerja, tetapi “cepat” saat liburan.
Selain itu, otak manusia memiliki kecenderungan untuk memproses aktivitas yang baru atau menarik dengan cara berbeda dari aktivitas rutin.
Saat berlibur, kita biasanya terlibat dalam berbagai aktivitas yang tidak dilakukan sehari-hari, seperti berjalan-jalan, bertemu teman, atau mencoba hal-hal baru.
Kegiatan yang kaya pengalaman ini membuat otak memproses informasi dengan cepat, sehingga persepsi waktu terasa lebih singkat.
Sebaliknya, rutinitas harian yang cenderung sama setiap hari membuat waktu terasa “melambat” karena otak kita sudah terbiasa dan tidak perlu memproses banyak hal baru.
Beberapa ahli menyarankan untuk memperlambat persepsi waktu selama liburan dengan mempraktikkan mindfulness atau memperhatikan setiap momen secara mendalam.
Dengan begitu, setiap detik yang berlalu dapat dirasakan lebih penuh dan memberikan kesan lebih panjang.
Misalnya, dengan mengatur jadwal yang tidak terlalu padat, menikmati setiap kegiatan tanpa terburu-buru, atau meminimalkan gangguan dari ponsel dan media sosial.
Fenomena bahwa hari libur terasa lebih cepat berlalu mungkin tidak akan pernah hilang sepenuhnya, mengingat ini adalah bagian dari cara otak memproses pengalaman positif.
Namun, dengan memahami alasan di baliknya, kita bisa lebih menikmati waktu berlibur tanpa merasa kehilangan terlalu banyak waktu.
Jadi, ketika liburan berikutnya tiba, cobalah untuk benar-benar tenggelam dalam pengalaman dan nikmati setiap momen, sehingga waktu terasa lebih bermakna dan tidak terlalu “cepat” berlalu.
Penulis : Fahrizal Sanggah Firmansyah
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Liburan ke Puncak? Sweet Burfee Wajib Masuk Daftar Ngopi Seru!