Soal-Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 SMA Halaman 111 Kurikulum Merdeka

22 November 2024 16:30 WIB
Soal-Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 SMA Halaman 111 Kurikulum Merdeka
Soal-Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 SMA Halaman 111 Kurikulum Merdeka ( )

3. Mengapa upah di setiap daerah di Indonesia berbeda-beda? Jelaskan dengan menggunakan konsep ketenagakerjaan dan pengupahan yang sudah kalian pelajari!

Kunci Jawaban:

Upah di setiap daerah di Indonesia berbeda-beda disebabkan oleh berbagai faktor yang terkait dengan konsep ketenagakerjaan dan pengupahan.

Perbedaan ini terjadi karena kondisi ekonomi, pasar tenaga kerja, serta faktor sosial dan geografis yang berbeda antar daerah.

Berikut beberapa faktor utama yang memengaruhi perbedaan upah antar daerah:

1. Perbedaan Biaya Hidup (Cost of Living)

Setiap daerah di Indonesia memiliki tingkat biaya hidup yang berbeda-beda.

Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bali, biaya hidup cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan atau kota kecil.

Hal ini mencakup harga barang dan jasa, biaya perumahan, transportasi, dan kebutuhan dasar lainnya.

Faktor ini memengaruhi upah karena pengusaha di daerah dengan biaya hidup tinggi cenderung memberikan upah yang lebih besar untuk menutupi kebutuhan hidup pekerja yang juga lebih tinggi.

Sebaliknya, di daerah dengan biaya hidup rendah, upah yang ditawarkan juga cenderung lebih rendah.

2. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan dan penawaran tenaga kerja di masing-masing daerah sangat berpengaruh terhadap tingkat upah.

Di daerah-daerah dengan tingkat permintaan tenaga kerja yang tinggi (misalnya, di sektor industri atau jasa yang berkembang pesat), perusahaan cenderung menawarkan upah yang lebih tinggi untuk menarik pekerja yang berkualitas.

Sebaliknya, di daerah-daerah dengan tingkat pengangguran yang tinggi atau dengan sedikit peluang pekerjaan, penawaran tenaga kerja melebihi permintaan, sehingga menyebabkan upah lebih rendah.

Dalam hal ini, upah berfungsi sebagai alat untuk menarik tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

3. Keterampilan dan Kualifikasi Tenaga Kerja

Kualitas dan keterampilan tenaga kerja juga memengaruhi perbedaan upah di berbagai daerah.

Daerah yang memiliki tenaga kerja terampil dan terdidik (misalnya, di kota besar atau kawasan industri tertentu) biasanya memberikan upah yang lebih tinggi.

Sebaliknya, daerah dengan sebagian besar tenaga kerja yang memiliki keterampilan rendah atau sedikit pelatihan cenderung menawarkan upah yang lebih rendah.

Konsep ini terkait dengan teori upah diferensial, yang menyatakan bahwa upah berbeda untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan, pengalaman, atau pendidikan yang lebih tinggi.

4. Jenis Industri dan Sektor Ekonomi

Jenis industri yang dominan di suatu daerah juga berpengaruh terhadap tingkat upah.

Daerah yang lebih fokus pada sektor-sektor yang padat modal atau berbasis teknologi tinggi, seperti sektor manufaktur atau teknologi informasi (IT), biasanya menawarkan upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang bergantung pada sektor-sektor tradisional seperti pertanian atau perikanan.

Industri yang lebih maju dan menguntungkan akan memberikan upah yang lebih tinggi untuk menarik tenaga kerja yang lebih berkualitas.

Sebaliknya, di daerah yang bergantung pada sektor yang tidak terlalu menguntungkan atau bergantung pada pekerjaan dengan keterampilan rendah, upah yang ditawarkan lebih rendah.

5. Kebijakan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK)

Pemerintah daerah juga mempengaruhi tingkat upah melalui penetapan upah minimum.

Setiap provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia memiliki kebijakan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) yang berbeda-beda.

Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan beberapa faktor, seperti inflasi, produktivitas, dan kebutuhan hidup layak di daerah tersebut.

Upah minimum yang berbeda-beda ini menjelaskan mengapa upah di daerah dengan standar hidup lebih tinggi, seperti Jakarta atau Surabaya, biasanya lebih tinggi dibandingkan daerah yang memiliki biaya hidup yang lebih rendah.

Pemerintah daerah menyesuaikan upah minimum berdasarkan kondisi ekonomi setempat.

6. Kondisi Ekonomi dan Infrastruktur Daerah

Infrastruktur dan tingkat pembangunan ekonomi juga memengaruhi perbedaan upah. Daerah yang memiliki infrastruktur yang baik, seperti jalan, transportasi, energi, dan fasilitas publik lainnya, lebih mampu menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.

Hal ini cenderung menciptakan peluang pekerjaan yang lebih baik dengan upah yang lebih tinggi.

Sebaliknya, di daerah yang infrastrukturnya kurang berkembang dan tingkat kemiskinannya tinggi, upah yang ditawarkan mungkin lebih rendah karena keterbatasan dalam peluang ekonomi dan akses ke pasar.

7. Pengaruh Sosial dan Budaya

Di beberapa daerah, terdapat faktor sosial dan budaya yang memengaruhi tingkat pengupahan.

Misalnya, di daerah yang mengutamakan kerja keluarga atau sektor informal, mungkin upah yang dibayarkan lebih rendah karena pekerjaan dilakukan dalam skala kecil atau untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Hal ini sering terjadi di daerah pedesaan atau di sektor-sektor yang mengandalkan pekerjaan dengan sedikit teknologi.

8. Persaingan Antar Perusahaan

Persaingan antar perusahaan dalam menarik pekerja juga memengaruhi pengupahan.

Di daerah dengan banyak perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan pekerja, upah cenderung lebih tinggi.

Sebaliknya, di daerah dengan lebih sedikit perusahaan yang bersaing, upah mungkin lebih rendah karena tidak banyak pilihan kerja.

9. Faktor Alam dan Sumber Daya Alam

Daerah yang kaya akan sumber daya alam, seperti minyak, gas, atau tambang, seringkali menawarkan upah yang lebih tinggi.

Sektor-sektor ini, yang membutuhkan tenaga kerja terampil dan memiliki nilai tambah ekonomi yang besar, sering kali membayar lebih tinggi untuk menarik pekerja yang dibutuhkan.

Daerah-daerah seperti Kalimantan dan Papua, yang kaya akan sumber daya alam, biasanya memiliki tingkat upah yang lebih tinggi di sektor-sektor terkait dibandingkan dengan daerah yang lebih bergantung pada sektor pertanian atau manufaktur.

4. Di antara pengangguran friksional, struktural, dan siklis manakah dari ketiga jenis pengangguran tersebut yang paling sering kalian temui? Jelaskan berdasarkan pengalaman kalian masing-masing!

Kunci Jawaban:

Yang sering saya temui di lingkungan saya adalah pengangguran siklikal.

Pengangguran siklikal lebih sering saya temui dalam konteks krisis ekonomi atau saat resesi.

Misalnya, saat pandemi COVID-19 melanda, banyak sektor yang terdampak, seperti pariwisata, perhotelan, dan transportasi.

Banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan karena turunnya permintaan secara signifikan, dan perusahaan terpaksa mengurangi jumlah pekerja mereka.

5. Apa peran yang dapat kalian lakukan dalam upaya untuk mengatasi pengangguran?

Kunci Jawaban:

Peran kita dalam mengatasi pengangguran sangat penting.

Beberapa langkah yang dapat kita ambil seperti:

  • Meningkatkan keterampilan dan pendidikan diri untuk meningkatkan daya saing di pasar kerja.
  • Mendorong kewirausahaan untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
  • Berpartisipasi aktif dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi orang lain.
  • Mengidentifikasi dan mengembangkan potensi ekonomi lokal untuk menciptakan peluang kerja.

Demikian Soal-Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 SMA Halaman 111 Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm