"Saya akan memusnahkan kekuatan-kekuatan anti-negara sesegera mungkin dan menormalisasi negara ini."
Menurut The Conversation, asal-muasal pengumuman darurat militer ini disebabkan ketegangan politik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan antara Presiden Yoon dengan Majelis Nasional Korea Selatan yang didominasi oposisi.
Yoon mendeklarasikan darurat militer ketika partainya tengah berdebat sengit dengan oposisi mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Korsel untuk tahun depan.
Dirujuk dari Center for Strategic & International Studies, minggu lalu, Majelis Nasional yang dipimpin oleh para oposisi memangkas anggaran pemerintah untuk tahun mendatang.
Perselisihan antara kubu Yoon dan oposisi pun memanas usai kelompok oposisi berusaha meloloskan mosi pemakzulan tiga pejabat tinggi Kejaksaan Agung Korsel.
Kelompok konservatif menuduh tindakan oposisi tersebut adalah "balas dendam" untuk kejaksaan yang meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap Lee.
Dalam pidatonya, Presiden Yoon mengkritik oposisi dengan menyebut telah terjadi 'kediktatoran legislatif' yang menghambat keefektifan pemerintahannya.
Presiden Yoon mengutip adanya 22 upaya pemakzulan sejak ia pertama menjabat pada Mei 2022 lalu.
Warga Korea Selatan Menggelar Demo
Keputusan darurat militer yang diumumkan oleh Presiden Korea Selatan ini sontak mendapatkan pertentangan dari berbagai pihak.
Sesaat setelah status darurat militer diumumkan, warga Korsel menggelar demo di gedung parlemen.
Ratusan masa berkumpul di parlemen Korsel pada Rabu (4/12/2024) dini hari, untuk memprotes penetapan status darurat militer.
Terjadi juga bentrokan kecil antara para demonstran dengan pasukan yang menjaga. Dilansir The Guardian, beruntungnya, tidak ada laporan tentang cedera atau kerusakan properti yang parah.
Buntut pemberlakukan darurat militer Korea Selatan, Presiden Yoon Suk Yeol didesak mundur oleh beberapa pihak.
Sederet Kontroversi Presiden Korea Selatan
Sebenarnya ini bukan kali pertama presiden Yoon Suk Yeol memicu kontroversi di negeri Ginseng tersebut.
Sang Presiden memang terkenal dengan berbagai kontroversi yang menyebabkan ketidakpuasan masyarakat Korea Selatan selama masa jabatannya.
Mulai dari tuduhan korupsi yang menghubungkannya dengan sejumlah tokoh bisnis berpengaruh, penghapusan pajak bagi orang kaya.
Hubungan antar-Korea di bawah kepemimpinan Yoon semakin memburuk akibat pendekatan yang cenderung konfrontatif.
Sikap keras Yoon terhadap Korea Utara, termasuk respons terhadap provokasi militer, meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Selain Yoon, sang istri, Kim Keon-hee alias ibu negara Korsel juga kerap melakukan tindakan kontroversial.
Beberapa waktu lalu, ia diduga menerima gratifikasi dari sejumlah pejabat Korsel berupa tas mewah bermerek Dior.
Dilansir The Independent, ia juga dikabarkan pernah terlibat skandal penipuan saham di beberapa perusahaan besar yang ada di Korsel.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Profil Ahmed Al Kaf, Wasit Kontroversi Timnas Indonesia Vs Bahrain