Keanekaragaman satwa liar Kalimantan Barat juga sangat mengesankan, dengan 1.423 spesies yang terdiri atas 114 spesies mamalia, 546 spesies burung, 420 spesies ikan, 67 spesies amfibi, 85 spesies reptilia, dan 200 spesies serangga.
Selain itu, Kalimantan Barat memiliki 57 spesies jamur liar yang tergolong ke dalam 25 suku, dengan Boletaceae dan Polyporaceae menjadi yang paling dominan.
Meski data ini sudah memberikan gambaran yang komprehensif, jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih besar mengingat banyak spesies yang belum terpublikasi secara memadai.
Fakta ini menegaskan pentingnya upaya pelestarian dan penelitian berkelanjutan untuk mendukung pengelolaan biodiversitas secara strategis, sehingga kekayaan hayati ini dapat terus memberikan manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat lokal dan global.
"Jadi sebenarnya kita (Pemprov Kalbar) berupaya untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di Kalimantan Barat. Kita berharap masyarakat dengan seluruh fungsi sosialnya dapat benar-benar berdampingan dengan keanekaragaman hayati, tidak saling ganggu dan kita dapat hidup sejahtera, makmur yang terutama untuk di daerah - daerah pemukiman di sekitar wilayah hutan," terang PJ Gubernur.
Dikatakannya bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sudah mempunyai program perhutanan sosial yang bisa dimanfaatkan dari non kayu seperti obat-obatan dan bahan-bahan lain yang bisa di ekspor, namun harus terus dikembangkan agar masyarakat bisa mendapatkan hasil dari hasil hutan yang non kayu.
Harisson mengatakan Program Perhutanan Sosial sebenarnya banyak yang bisa dimanfaatkan dari hasil hutan non kayu, obat - obatan.
"Ada bahan - bahan lain yang bisa diekspor, ini yang harus dikembangkan agar masyarakat bisa mendapatkan hasil hutan, "ungkapnya.
Dia menilai kendala yang masih dihadapi sekarang bahwa disisi lain kita ini terus berupaya memanfaatkan sumber daya alam yang sebenarnya juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kadang - kadang pemanfaatan sumber daya alam ini yang ini kalau kita lihat kemungkinan malah beresiko merusak lingkungan.
"Untuk itu dalam pemanfaatan sumber daya alam misalnya mineral dan lain-lain itu harus benar-benar dikaji dampaknya terhadap lingkungan,"pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News