Akan tetapi proses penertiban ini tidak lepas dari protes. Sarah, seorang pedagang cilok oil yang sudah berjualan di kawasan tersebut selama empat tahun, mengungkapkan kekesalannya.
Ia merasa bahwa tindakan penggusuran ini terlalu mendesak dan tidak mempertimbangkan kondisi para pedagang.
"Saya di sini cuma cari makan, bukan mencari masalah. Kenapa langsung digusur seperti ini? Kalau tempatnya sudah siap, dengan lampu dan fasilitas lainnya, baru kami nyaman untuk pindah," ujar Sarah.
Dia berharap agar pemerintah kota pontianak maupun fihak Untan memberikan solusi yang lebih baik bagi para pedagang kecil yang mengandalkan kawasan tersebut untuk mencari nafkah.
Ia menyatakan bahwa penggusuran yang dilakukan tanpa persiapan yang matang membuatnya kesulitan, bahkan sampai tidak memiliki tempat untuk berjualan dan tidak bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saya sudah empat tahun berjualan di sini. Kami bukan penjahat, kami cuma cari uang. Kalau bisa, pertahankan kami di sini sampai ada tempat yang layak," katanya.
Sarah mengharapkan pemerintah dapat memberikan kebijakan yang bijaksana, agar mereka bisa tetap berjualan dengan tenang tanpa merasa digusur secara paksa.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News