Kawasan Audit Untan Ditertibkan, Pedagang Direlokasi

6 Desember 2024 15:45 WIB
Kawasan Audit Untan Ditertibkan, Pedagang Direlokasi
Kawasan Audit Untan Ditertibkan, Pedagang Direlokasi ( Sonora/Wilhelmus Triputra)

Pontianak, Sonora.ID - Penertiban terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) yang beroperasi di kawasan Audit Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak telah dilaksanakan sebagai bagian dari upaya penataan kawasan Taman Sepeda UNTAN.

Langkah ini telah diinformasikan sebelumnya kepada para pedagang, termasuk mereka yang berjualan di sekitar Jalan Emisa.

Kasatpol PP Kota Pontianak, Ahmad Sudiyantoro, menjelaskan bahwa proses penataan tersebut melibatkan relokasi pedagang ke lokasi baru yang telah disiapkan, yakni di Jalan Daya Nasional. Menurutnya, sebagian besar pedagang menerima relokasi ini dengan baik.

Meski awalnya ada beberapa pedagang yang menolak untuk pindah, pendekatan persuasif yang dilakukan pihaknya akhirnya berhasil membuat mereka bersedia beradaptasi dengan perubahan tersebut.

"Untuk sementara waktu, para pedagang akan berada di sisi kiri Jalan Daya Nasional, mulai dari Ara Amad Yani hingga Imam Bonjol," terang Toro.

Baca Juga: Gutmen Buka Peringatan Hari Kesehatan Nasional dan Hari Disabilitas Internasional 2024

Dia menyampaikan untuk ke depannya UNTAN sudah memiliki master plan untuk penempatan pedagang di lokasi yang lebih layak dan tidak mengganggu aktivitas di trotoar.

Sebelumnya, pihak UNTAN bersama Pemkot Pontianak telah melakukan sosialisasi dan pendataan terhadap para pedagang. Menurut Toro, total ada 263

pedagang yang terdata, dan sebagian besar sudah memindahkan dagangannya ke lokasi yang telah disediakan.

“Pihak UNTAN lebih banyak mempersiapkan segala sesuatunya, sementara Pemkot membantu kekurangan yang ada, seperti menyiapkan truk untuk membantu proses pemindahan,” jelasnya.

Akan tetapi proses penertiban ini tidak lepas dari protes. Sarah, seorang pedagang cilok oil yang sudah berjualan di kawasan tersebut selama empat tahun, mengungkapkan kekesalannya.

Ia merasa bahwa tindakan penggusuran ini terlalu mendesak dan tidak mempertimbangkan kondisi para pedagang.

"Saya di sini cuma cari makan, bukan mencari masalah. Kenapa langsung digusur seperti ini? Kalau tempatnya sudah siap, dengan lampu dan fasilitas lainnya, baru kami nyaman untuk pindah," ujar Sarah.

Dia berharap agar pemerintah kota pontianak maupun fihak Untan memberikan solusi yang lebih baik bagi para pedagang kecil yang mengandalkan kawasan tersebut untuk mencari nafkah.

Ia menyatakan bahwa penggusuran yang dilakukan tanpa persiapan yang matang membuatnya kesulitan, bahkan sampai tidak memiliki tempat untuk berjualan dan tidak bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saya sudah empat tahun berjualan di sini. Kami bukan penjahat, kami cuma cari uang. Kalau bisa, pertahankan kami di sini sampai ada tempat yang layak," katanya.

Sarah mengharapkan pemerintah dapat memberikan kebijakan yang bijaksana, agar mereka bisa tetap berjualan dengan tenang tanpa merasa digusur secara paksa.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm