Margaretha Hanita, Ketua Yayasan Ketahanan Perempuan dan Anak, menekankan pentingnya ketahanan perempuan di era digital.
Perempuan menghadapi tantangan seperti rendahnya literasi digital, ancaman kekerasan berbasis elektronik, dan kurangnya akses terhadap teknologi. Namun, era digital juga membuka peluang besar bagi perempuan, termasuk dalam e-commerce, pendidikan, dan kepemimpinan.
“Kami mendukung perempuan untuk memanfaatkan transformasi digital dengan bersuara, berkarya, dan berbudaya. Perempuan harus menjadi pelaku aktif dalam pembangunan digital, tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai pencipta dan inovator,” ujar Margaretha.
Margaretha menambahkan, “Mari kita manfaatkan momentum ini untuk bersatu, memanfaatkan teknologi dengan bijak, serta mendukung perempuan untuk terus berkarya dan berbudaya demi Indonesia Emas 2045.
Melalui Media Talk ini, Kemen PPPA mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Melalui Hari Ibu, kami ingin menegaskan bahwa pergerakan perempuan, sekecil apa pun, memiliki arti besar bagi masa depan Indonesia,” tutur Rini Handayani.
Acara ini menjadi bukti komitmen Kemen PPPA dalam mendorong pemberdayaan perempuan sebagai bagian integral dari pembangunan Indonesia.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan semua pihak, perempuan Indonesia diharapkan dapat terus berdaya dan menjadi motor penggerak perubahan menuju Indonesia Emas 2045.