“Dengan bangga kami menyaksikan terbentuknya gerai D'MUA Community yang tidak hanya menjadi tempat sekretariat bagi komunitas penyandang disabilitas, tetapi juga menjadi ruang yang menginspirasi bagi banyak orang. Gerai ini sekaligus menjadi tempat pelatihan dan motivasi bagi mereka untuk terus berkembang dan mandiri,” kata Sandy.
Baca Juga: Upaya PLN Berikan Rasa Aman dan Nyaman Umat Kristiani dalam Pelaksanaan Ibadah
Dia berharap dengan dibukanya Satu per Dua Kopitiam Express, maka semakin banyak peluang bagi anggota komunitas untuk berinteraksi, berbagi pengalaman, dan mengembangkan usaha mereka. Oleh karena lokasi yang strategis di kompleks GOR Pangsuma Kota Pontianak ini diharapkan menjadi pusat kegiatan yang dapat mendukung proses pengembangan keterampilan dan usaha para penyandang disabilitas.
Pembina Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia Mustaat Saman menyampaikan dengan peresmian gerai ini membuktikan kepada PLN Peduli dan Srikandi PLN bahwa pelatihan yang sebelumnya telah diberikan kepada para penyandang disabilitas langsung diaplikasi atau mereka bisa langsung mengaktualisasikan di gerai ini.
“Lewat program PLN Peduli sangatlah membantu kami. PLN telah membuktikan dengan melakukan inklusi para penyandang disabilitas dengan memberikan kesempatan. Mereka bisa menjadi make up artist, mereka bisa menjadi barista. Jadi stop menjadikan disabilitas itu paradigma miskin, minta dikasihani, minta dipahami. Hanya saja memang perlu difasilitasi atau mempertemukan penyandang disabilitas dengan yang peduli dengan penyandang disabilitas,” ujar Musataat Saman.
Menurutnya Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia telah melakukan klaster dari para penyandang disabilitas ini sesuai dengan keahliannya. Ada yang nantinya akan diarahkan keterampilan nuntuk bidang pertanian, peternakan dan lainnya, sehingga kedepannya para penyandang disabilitas kian mandiri.
Pembina D’MUA Community Linda Fardini menyampaikan ungkapan terima kasih kepada PLN Peduli dan Srikandi PLN yang telah mendukung penyandang disabilitas untuk berkarya sebagai MUA. Dia mengakui sebagai penyandang disabilitas sempat mengalami diremehkan, padahal mereka bisa bekerja sebagai MUA seperti orang-orang pada umumnya.
“Kita akui kendala kita juga adalah modal. Dengan bantuan peralatan make up yang diberikan PLN Peduli dan pelatihan yang diberikan sangat membantu saya dan teman-teman. Kami jadi lebih bersemangat untuk bekerja sebagai MUA. Dengan hadirnya galeri D’MUA Community di Kawasan GOR ini juga membantu promosi kehadiran kami ke masyarakat luas,” jelas Linda.