Sonora.ID - Dalam artikel ini kami sajikan teks khutbah Jumat 27 Desember 2024 lengkap dengan link PDF untuk mengunduhnya.
Peran perempuan dalam Islam sangat dihargai dan memiliki kedudukan yang mulia. Islam mengajarkan bahwa perempuan dan laki-laki diciptakan dengan hak dan kewajiban yang setara di hadapan Allah.
Misalnya, dalam surat Al-Ahzab (33:35), Allah menegaskan bahwa perempuan yang beriman dan beramal shaleh akan mendapatkan pahala yang setara dengan laki-laki yang beriman dan beramal shaleh.
Dalam Al-Qur'an, perempuan diakui sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang agama, sosial, maupun ekonomi.
Selain itu, perempuan dalam Islam juga diberi hak-hak yang meliputi pendidikan, pekerjaan, dan kepemilikan.
Islam sangat menekankan pentingnya pendidikan untuk perempuan, dengan contoh yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW yang menyuruh umat Islam untuk mencari ilmu, tanpa memandang jenis kelamin.
Perempuan dalam Islam tidak hanya memiliki peran di dalam keluarga, tetapi juga dapat berperan sebagai pemimpin, pendidik, dan pekerja di berbagai bidang.
Namun, peran perempuan dalam Islam juga melibatkan tanggung jawab sebagai ibu dan pendidik utama dalam keluarga.
Islam mengajarkan bahwa peran ibu sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak. Sebagai pendidik utama, perempuan memiliki peran kunci dalam menciptakan generasi yang baik dan berakhlak mulia.
Dengan demikian, perempuan dalam Islam memiliki peran yang sangat luas, baik di dalam keluarga maupun di masyarakat, yang dihargai sebagai bagian integral dari kehidupan umat Islam.
Berikut ini pun kami sajikan contoh teks khutbah Jumat tentang Peran Perempuan dalam Islam, dikutip dari laman Kemenag RI.
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat tentang Hari Ibu, Menyentuh Hati dan Bikin Nangis
Teks Khutbah Jumat 27 Desember 2024
Peran Perempuan dalam Islam
Oleh: Prof. Dr. Hj. Masraini, M.Ag
KHOTBAH PERTAMA
Ḥāḍirīn sidang Jum`at yang berbahagia,
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah menjadikan manusia baik laki-laki maupun perempuan sebagai makhluk yang sempurna.
Selawat dan salam disanjungkan ke haribaan nabi Muḥammad saw., para keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Sebelum menguraikan khotbah, khatib berwasiat kepada diri khatib dan mengajak kepada seluruh jemaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt., dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Semoga kita berada di tempat yang mulia ini diberikan kekuatan lahir dan batin sehingga menjadi hamba yang muttaqīn. Āmīn yā Rabbal `ālamīn.
Ḥāḍirīn sidang Jum`at yang berbahagia,
Ada sebuah pendapat yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya derajat suatu peradaban itu tercermin dari cara peradaban dalam memperlakukan kaum perempuan.
Pendapat ini, tepat sekali. Sebab, sejatinya antara laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan dan fungsi yang sama, yakni sama-sama sebagai hamba Allah untuk beribadah kepada-Nya, di samping sebagai khalifah di muka bumi untuk berkontribusi membangun peradaban bagi kepentingan kemanusiaan.
Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya memiliki hak dan kewajiban yang sama dan setara.
Akan tetapi, dalam kenyataannya, tidak setiap orang memiliki sikap dan memperlakukan antara laki-laki dan perempuan demikian.
Ada saja yang membedakannya, dengan berbagai alasan, di antaranya oleh karena perbedaan fisik keduanya sehingga diperlakukan secara berbeda; dan seringkali perempuan didudukkan sebagai makhluk kedua.
Hal inilah yang kemudian dikenal dengan teori nature. Selain itu, ada yang menyatakan bahwa perbedaan peran laki-laki dan perempuan dibentuk oleh konstruksi budaya yang memberikan status dan peran perempuan lebih dominan di sektor domestik.
Hal inilah yang kemudian dikenal dengan teori nurture.
Ḥāḍirīn sidang Jum`at yang berbahagia,
Baik teori nature maupun teori nurture yang pada akhirnya perempuan lebih dinomorduakan, sesungguhnya itu cenderung kontraproduktif dengan ajaran Islam.
Dalam Islam, balasan Tuhan atas kebaikan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan itu didasarkan atas kadar keimanan dan amal saleh yang dilakukannya, bukan karena atas jenis kelaminnya.
Hal ini secara tegas disebutkan oleh firman Allah dalam Q.S. An-Naḥl ayat 97 yang menyatakan:
Siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Naḥl: 97).
Kadar keimanan dan amal salehlah yang menjadikan perbedaan balasan yang akan diberikan oleh Allah Swt. atas perbuatan makhluk-Nya.
Allah memposisikan laki-laki dan perempuan secara seimbang dan adil. Perbedaan jenis kelamin tidak dijadikan landasan dalam memperlakukan pembedaan atas keduanya.
Tentu, ini merupakan sikap peradaban Islam yang demikian luhur.
Oleh karenanya, dalam lintasan sejarah, telah terbukti ada banyak tokoh dan manusia-manusia hebat dalam Islam yang tidak hanya berjenis kelamin laki-laki, namun juga perempuan.
Kita bisa menyebut sejumlah nama, seperti Khadījah binti Khuwailid, Fatīmah az-Zahrā binti Muḥammad, ‘Āisyah binti Abū Bakr, Asma` binti Abū Bakr, Nusaiba binti Ka`b al-Anṣāriyyah, Ummu Darda Hujaima binti Uyyay aṣ-Ṣugrā, Rabi‘āh al-‘Adawiyyah, dan lain-lain.
Ḥāḍirīn sidang Jum`at yang berbahagia,
Melihat kedudukan di atas, perempuan memiliki peran yang demikian tinggi. Sampai-sampai Rasūlullāh sendiri bersabda bahwa orang yang paling sempurna adalah yang paling baik kepada istrinya, sebagaimana ḥadīṡ Nabi menyatakan:
“Dari Abū Hurairah berkata; Rasūlullāh saw. bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian ada lah yang paling baik terhadap para istrinya.“ (H.R. Tirmīżī)
Dalam peran perempuan di ruang domestik, Muḥammad Ibrāhīm Salīm dalam bukunya Nisā` Haula ar-Rasūl saw., berpendapat, “Sesungguhnya Islam telah memuliakan wanita, baik sebagai ibu, gadis, istri, saudari maupun sebagai seorang anak.”
Sebagai ibu, perempuan telah mampu menjadi pendidik. Sebelum menerima didikan dari manapun, setiap manusia pasti telah dididik oleh ibunya semenjak dari kandungan.
Jika seorang ibu mengandung dan membesarkan serta mendidik putra-putrinya dengan penuh cinta dan keimanan maka energi positifnya tentu akan selalu terpancar dan terserap kepada putra-putrinya itu.
Bangsa yang dipenuhi oleh ibu yang penuh cinta dan iman akan melahirkan generasi-generasi positif, demikian juga sebaliknya.
Hal ini selaras dengan syair Hafiẓ Ibrāhīm yang berbunyi:
“Ibu adalah madrasah yang pertama, jika kamu menyiapkannya, berarti kamu menyiapkan lahirnya sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya.”
Ḥāḍirīn sidang Jum`at yang berbahagia,
Di samping berperan dalam ruang domestik, perempuan juga memiliki peran di ruang publik. Dalam sejarah kita mengenal dengan Ratu Bilqis yang menjadi pimpinan kerajaan Saba`.
Ia merupakan ratu yang adil, pemberani, bijaksana, dan tegas dalam mengambil keputusan
untuk kemajuan negerinya.
Kemudian pada masa Rasūlullāh terekam juga jejak-jejak kegigihan para istri Rasūlullāh dalam menjalankan perannya di sektor publik, yaitu sebagai pedagang, pengajar, pengrajin, dan ada juga para sahabat yang ikut jihad berperang di jalan Allah.
Ini menunjukkan bahwa peran perempuan demikian terbuka, tak terkecuali di ruang publik. Dengan demikian, perempuan memiliki ruang kiprah yang sama sebagaimana laki-laki. Di samping di lingkungan keluarganya, perempuan juga dapat melakukan peran di ruang publik.
Demikian uraian khotbah ini disampaikan, semoga bermanfaat.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 27 Desember 2024
Untuk mengunduh teks khutbah Jumat di atas, Anda bisa klik tautan di bawah ini.
Link PDF Teks Khutbah Jumat 27 Desember 2024
Demikianlah paparan contoh teks khotbah Jumat lengkap dengan link PDF teks khutbah Jumat. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 13 Desember 2024: Ibadah Sosial Sebagai Gaya Hidup
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.