3 Khutbah Jumat Menyambut Ramadhan, Singkat Tapi Menyentuh Hati

13 Februari 2025 12:13 WIB
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat Menyambut Ramadhan, Singkat Tapi Menyentuh Hati
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat Menyambut Ramadhan, Singkat Tapi Menyentuh Hati ( )

Menurut Syekh Waliyuddin al-Khatib dalam kitab Misykatil Mashabih, jilid VIII, halaman 211, karena niat yang tulus akan diberi pahala sekalipun belum melakukan ibadah, Adapun ibadah yang tidak disertai niat tidak akan berpahala.

Sedangkan menurut Imam Abul Hasan al-Mubarakfuri dalam kitab Mir’atul Mafatih, jilid VII, halaman 81, pahala niat lebih banyak dari pahala ibadah, karena niat mencakup setiap sesuatu yang tidak dapat diwujudkan melalui amal ibadah.

Kedua, memperbanyak doa. Cara lain dalam mempersiapkan diri menuju Ramadhan adalah dengan memperbanyak berdoa kepada Allah SWT.

Berdoa agar Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa sampai pada bulan mulia ini, serta memberikan taufik dan pertolongan kepada kita dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah yang lain.

Kita juga berdoa agar ibadah yang kita lakukan diterima dan murni hanya karena Allah semata. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Artinya, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.’” (QS Ghafir, [40]: 60). 

Ketiga, puasa sunnah Sya’ban. Melakukan puasa sunnah di bulan Sya’ban selain karena sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki pahala yang banyak, juga menjadi salah satu bentuk Latihan umat Islam menuju puasa wajib selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.

Artinya, jika kita sudah terbiasa berpuasa sebelum Ramadhan, maka kita tidak akan merasa berat ketika menjalani puasa di bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, kita dianjurkan puasa di bulan Sya’ban, dengan catatan tidak sempurna sampai satu bulan.

Berkaitan dengan keutamaan puasa pada bulan Sya’ban, sahabat Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat engkau berpuasa satu bulan dari berbagai bulan sebagaimana puasa engkau pada bulan Sya’ban, kemudian Nabi bersabda:

ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌََََ

Artinya, “Sya’ban adalah bulan yang sering dilupakan oleh manusia, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Padahal, ia adalah bulan di mana amalan-amalan diangkat kepada Rabb semesta alam. Maka, aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (HR Ahmad dan al-Baihaqi).

Keempat, bertobat. Hal terbaik yang harus kita persiapkan menuju Ramadhan adalah memasuki bulan mulia ini dengan hati yang suci dan jiwa yang bersih dari segala kotoran-kotoran kejelekan, keburukan, dan dosa-dosa.

Hal itu bisa kita raih dengan bertobat, yaitu dengan cara meninggalkan dosa, menyesali kesalahan yang kita perbuat, bertekad untuk tidak menghalanginya kembali, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Pentingnya bertobat sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya, “Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS An-Nur, [24]: 31).

Terkhusus dosa-dosa yang memiliki sangkut paut dengan manusia (haqqul adami). Imam al-Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin ila Jannati Rabbil ‘Alamin, halaman 41, mengatakan bahwa dosa sangkut paut dengan sesama manusia ini lebih sulit dari yang lainnya,

وَالثَّالِثُ ذُنُوْبٌ بَيْنَكَ وَبَيْنَ الْعِبَادِ، وَهَذَا أَشْكَلُ وَأَصْعَبُ

Artinya, “Dosa ketiga adalah dosa antara kamu dan hamba-hamba, dan ini lebih rumit dan lebih berat.”

Imam al-Ghazali mengatakan bahwa dosa yang memiliki sangkut paut dengan orang lain dianggap lebih rumit dari dosa-dosa yang lain karena dalam konteks ini bisa berhubungan dengan harta, jiwa, kehormatan, atau pun yang lainnya, maka cara bertobat dari dosa ini pun juga memiliki cara yang berbeda, tidak cukup kemudian hanya sekadar meminta maaf.

Misal, jika kita memiliki dosa berupa harta, baik karena mencuri, merampok, ghasab, dan yang lainnya, maka cara bertobat dirinya adalah dengan mengembalikan harta tersebut jika masih ada. Jika sudah tidak ada, maka dengan cara menggantinya. 

Oleh sebab itu, jika di antara kita ada yang memiliki sangkut paut dengan orang lain, baik berupa harta, jiwa, kehormatan dan yang lainnya.

Segeralah meminta maaf dan segera pula untuk mengembalikan hak-hak yang telah kita ambil dari mereka, agar persiapan kita dalam menghadapi bulan Ramadhan benar-benar bersih dan suci.

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dengan demikian, mempersiapkan diri menuju Ramadhan harus dimulai dengan niat yang tulus, memperbanyak doa agar diberi kesempatan beribadah dengan ikhlas, melatih diri dengan puasa sunnah di bulan Sya’ban, dan menyucikan hati melalui tobat yang sungguh-sungguh.

Demikian adanya khutbah Jumat, perihal mempersiapkan diri menuju bulan Ramadhan.

Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm