Malang, Sonora.ID - Antusias para siswa dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Surya Buana Malang (Matsasurba) terasa meriah ketika mengikuti pembukaan acara Hitzmaker Wannabe yang digelar oleh Radio Kalimaya Bhaskara di Jalan Banten Nomor 1 Malang pada Selasa, 25 Februari 2025.
Kedatangan rombongan siswa kelas 7 ini bertujuan untuk mengenalkan para siswa dengan profesi yang ada di dunia Radio.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Radio Kalimaya Bhaskara yang berkolaborasi dengan MTS Surya Buana Malang.
Outing class bertajuk Hitzmaker Wannabe ini dipandu langsung oleh penyiar senior Radio Kalimaya Bhaskara, Nisa Amalia.
Nisa menjelaskan bahwa sangat penting bagi para siswa untuk bisa berkomunikasi dengan baik di era digital saat ini.
Mengingat komunikasi yang baik harus diterapkan sejak dini, maka setiap siswa harus dapat mengolah setiap kata dan kalimat saat bertutur kata.
"Jadi komunikasi itu akan diterapkan di kehidupan kita selamanya, jadi otomatis harus dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari," jelas Nisa.
Ia berpendapat bahwa komunikasi penting bagi siswa karena membantu mereka menyampaikan ide, bekerja sama dengan teman, dan memahami pelajaran dengan lebih baik.
Dengan komunikasi yang baik, siswa bisa lebih percaya diri dan mudah bergaul di sekolah.
Nisa juga memberikan tips & trik bagaimana agar dapat berkomunikasi yang baik dan efektif.
"Agar gak ngeblank saat ngobrol atau ngevlog, kalian harus memperbanyak diksi," tegas Nisa.
Ratna Hidajati, S.Pd., M.Pd., selaku guru pendamping dari sekolah juga turut andil dalam membuka acara tersebut.
Dalam sambutannya ia mengucapkan terima kasih kepada para siswa yang bersemangat dan kompak untuk hadir dalam kegiatan positif untuk mengasah kemampuan public speaking.
Ia juga mengungkapkan sangat senang dapat mendampingi para siswa mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Radio Kalimaya Bhaskara karena radio ini adalah salah satu radio besar di Malang dan salah satu radio favoritnya ketika masih kuliah.
“Ini tadi luar biasa dipancing-pancing tadinya yang sangat dingin, mereka takut-takut gimana akhirnya sudah mulai cair, mereka sudah berani ngomong meskipun memang masih awal ya, kita masih banyak harus kasih pancingan, tapi sudah mulai keluar lah, terlihat. Insya Allah nanti mudah-mudahan kalau terus kita berikan seperti ini, nanti lama-lama akan muncul rasa percaya diri mereka,” ungkapnya.
Ratna juga menjelaskan bahwa penting bagi anak-anak didiknya untuk dapat mengenali berbagai macam profesi yang ada, khususnya profesi yang berkaitan dengan industri radio.
“Kemudian diajak untuk mengenal lebih dekat seperti apa radio, supaya mereka tahu, punya gambaran bahwa ada yang tadi bercita-cita jadi konten kreator dan lain sebagainya, itu akan memberikan wawasan untuk dia, saya bisa mengembangkan untuk menjadi seperti ini, siapa tahu nanti ada yang jadi announcer juga, jadi MC, atau mungkin malah punya studio sendiri,” ujar wali kelas 7B MTs Surya Buana Malang tersebut.
Para siswa dibekali dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berisi pertanyaan dan pemantik agar mereka dapat mengungkapkan pengalaman serta wawasan yang diperoleh.
Selain itu, LKPD juga memuat gambaran peluang masa depan bagi mereka, yang harus mereka analisis dan sampaikan.
Dengan adanya mind-map dalam LKPD, diharapkan peserta didik benar-benar mendapatkan manfaat dari kegiatan ini dan mampu merancang langkah ke depan secara lebih terarah.
“Evaluasinya, anak-anak kan ini kesini kita bekali dengan LKPD, disitu ada pertanyaan-pertanyaan, ada pancingan-pancingan untuk dia bisa mengungkapkan apa saja yang dia dapatkan disini, kemudian kira-kira kedepannya peluang untuk mereka seperti apa, itu ada semuanya yang mereka harus mengungkapkan,ada mind-map-nya juga, jadi dengan begitu kami ingin anak-anak itu benar-benar ada yang dia dapatkan,” jelas Ratna.
Guru pendamping tersebut merasa sangat puas dengan adanya kegiatan Hitzmaker Wannabe.
Ia juga berharap bahwa kegiatan semacam ini akan diadakan lagi oleh Radio Kalimaya Bhaskara dengan skala yang lebih besar dan luas.
”ini kayaknya sudah bagus banget, dikemas dengan yang seru-seru, yang membuat mereka tidak tegang, meskipun ada game-game yang mereka harus mengungkapkan sesuai dengan klu-klu yang sudah diberi tadi, tapi mereka akhirnya bisa, dan rata semuanya dapat giliran. Apalagi dengan hadiah-hadiah yang menarik itu tadi, iya senang, apalagi ini untuk anak-anak seusia mereka, ini menarik banget, cocok banget untuk mereka,” ucapnya.
Hal ini juga didukung dengan pernyataan dari salah satu peserta Fajri Khoiri (14 tahun) yang mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bagus dan diterima dengan baik oleh para siswa yang hadir.
“Kegiatan ini ya good good aja sih, bagus. Saya tahu program apa yang digunakan di radio ini. Tahu cara nyeting-nyeting lagunya atau apa gitu ya, tadi melihat juga,” ungkap Fajri.
Peserta lainnya yaitu Hasan Ahmad Idrus Mauladanwila (13 tahun) juga turut aktif dalam setiap permainan yang disajikan dalam rangkaian kegiatan tersebut.
Ia merasa mendapatkan pengetahuan lebih mendapat mengenai radio. Dengan adanya kegiatan ini ia juga semakin mantap bahwa komunikasi merupakan salah satu hal penting yang harus dikuasai, karena komunikasi yang baik merupakan refreksi dari karakter seseorang.
“Kita bisa mengetahui radio-radio di sini, di radio ada komputer, mic, tahu tugasnya penyiar ini bisa ngomong ke orang-orang biar orang-orang itu paham. Komunikasi itu wajib itu kalau buat saya, soalnya kalau kita gak bisa bicara yang sopan atau bicara yang benar itu nanti dilihat orang itu bahasanya itu salah, ngomongannya salah,” ujar Hasan.
Hitzmaker Wannabe adalah salah satu cara mengemas proses belajar dan bermain.
Di mana belajar dan bermain adalah dua aktivitas yang saling melengkapi dalam proses perkembangan, terutama bagi anak usia remaja.
Melalui kegiatan belajar dan bermain ini mereka dapat belajar struktur dan pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu pengetahuan serta dapat mengeksplorasi kreativitas, mengasah keterampilan sosial, serta memahami konsep-konsep baru dengan cara yang menyenangkan.
Jika konsep edutainment (education dan entertainment) tersebut diaplikasikan dalam metode pembelajaran interaktif, hasilnya bisa lebih efektif karena meningkatkan motivasi dan daya ingat.
Oleh karena itu, pendekatan belajar yang melibatkan unsur permainan tidak hanya membuat prosesnya lebih menarik, tetapi juga membantu membangun keterampilan kognitif, emosional, dan sosial secara lebih alami.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Pengukuhan 7 Profesor Baru, Universitas Brawijaya Menambah Deretan Guru Besar di Berbagai Bidang