Sonora.ID - Sebuah brand pastinya memiliki tujuan untuk tidak hanya sekedar dikenal tetapi juga memiliki pelanggan yang setia atau loyal. Tingkat loyalitas yang dianggap paling tinggi adalah Loyalty Beyond Reason.
Loyalty Beyond Reason adalah kondisi ketika pelanggan memilih suatu brand tanpa berpikir dua kali. Katika brand tersebut sedang mengalami isu tertentu, pelanggan itu akan ikut membela tanpa adanya bayaran dari brand.
Dengan kata lain, pelanggan yang sudah di tahap ini, akan dengan suka rela menjadi influencer bagi lingkungannya dengan mempromosikan brand tersebut.
Baca Juga: Kira-Kira Kapan Sebenarnya Waktu yang Tepat untuk Memulai Usaha?
Brand Strategist MakkiMakki Brand Transformation Consultant, Yosephine Devina Tiurma menyatakan, ada tahap panjang yang harus dilalui dari brand awareness sampai terciptanya brand loyalty, termasuk yang terpenting di dalamnya adalah komunikasi yang baik antara brand dengan pelanggan.
“Memang dari brand awareness ke brand loyalty itu ada perjalanan yang panjang. Dari tahu, kita harus paham dulu, kemudian bisa terima atau tidak konsep dari brand, lalu selanjutnya mulai ada perubahan perilaku atau pemikiran tentang brand itu. Kemudian ada pembelian, sampai ke loyalitas,” jelas Devina.
Baca Juga: Seperti Apa Pengaruh Era Digital dalam Perkembangan Ekonomi Syariah?
Ketika sebuah brand sudah dibangun, langkah awal yang harus dilakukan adalah pastinya komunikasi. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan awareness dari segmentasinya.
Komunikasi yang dibangun di awal harus menyesuaikan dengan consumer insight untuk mengetahui perilaku, kebiasaannya, demografis, dan psikografisnya.
Setelah itu, penting untuk merangkai pesan yang akan dikomunikasikan.
Baca Juga: Ketiban Rezeki tapi Justru Merana? Berikut Kata Pakar Fengshui
Branding Consultants at MakkiMakki, Dwi Annesmita Savitri menambahkan, setelah pesan itu terbentuk, yang juga penting untuk dilakukan adalah mempertimbangkan dan memilih media komunikasi. Pemilihan ini harus disesuaikan dengan target dan pesan itu sendiri.
“Channel juga harus disesuaikan lagi kepada siapa kita mau ngomong dan apa yang mau kita omongin agar lebih efektif. Dan setelah itu ya kita harus terus-terusan ‘nyanyi’. Jadi, channel-nya banyak, frekuensinya tinggi, enggak boleh bosan untuk secara konsisten membagikan pesan itu, karena message yang diulang-ulang itulah yang justru akan menempel di benak seseorang,” tambah Anne.
Banyak brand yang sudah dan masih sukses bertahan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun dengan menerapkan cara tersebut. Komunikasi terus dilakukan dengan clear, konsisten, dan visible.
Baca Juga: Kalah Bersaing dengan Online, Forever 21 Resmi Nyatakan Bangkrut