Sonora.ID - Neuroscience (Neurosains) secara umum berarti ilmu tentang otak. Neurosains adalah perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di otak.
Neurosains bergerak untuk mempengaruhi orang untuk membeli. Selain itu, Neurosains juga bisa digunakan untuk strategi branding sebagaimana kita tahu branding berkontribusi dalam menciptakan penjualan.
Pakar Branding, Silih Agung Wasesa, mengatakan bahwa otak manusia mempunyai sensor yang bisa mendeteksi warna. Hal itu bisa digunakan produsen atau tim marketing untuk menarik pelanggan.
Baca Juga: Kemampuan Memimpin perlu Didukung dengan Kemampuan Berkomunikasi
“Kita lihat di supermarket banyak sabun cuci yang dijual. Rata-rata dari mereka dikemas dengan warna apa yang cocok dengan kebersihan dan mudah diingat pembeli,” kata Silih dalam mengisi program Smart Branding Radio Smartfm di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Silih, kemasan dalam produk biasanya tidak lebih dari dua warna.
“Jika lebih dari dua warna maka akan susah diingat oleh pembeli dan mencerminkan produk yang kurang bersih,” ungkap dia.
Baca Juga: Atur Laporan Keuangan Usaha Anda atau Anda Tak Akan Menikmati Hasilnya
Sementara itu, Silih juga menambahkan untuk penjualan dengan melibatkanneurosains perlu adanya interaksi personal dengan customer. Ia mengungkapkan bahwa bahwa customer B2B (Business to Business) adalah pelanggan yang paling rasional.
“Karena customer B2B membeli atas nama corporate yang membeli dengan kapasitas yang banyak. Jadi dia akan rasional, dia melihat speknya satu-satu. Membandingkan satu produk dengan produk yang lain,” tutur Silih.
Ia menambahkan, ketika seorang customer mempunyai pola pikir serasional apapun, jika dilakukan pendekatan neurosains dia akan menjadi emosional.
“Dalam otak ada yang namanya prime brain atau otak utama. Seperti contohnya, ketika pelanggan disapa namanya, dia akan merasa diperlakukan spesial,” tambahnya.
Baca Juga: 7 Gaya Kepemimpinan Bos di Perusahaan, Mana yang Lebih Baik?
Menurutnya, pendekatan B2B bisa digunakan untuk menambah jejaring pelanggan. Contohnysa saat presentasi bukan hanya produknya yang dipaparkan tapi orang-orang di sekitarnya juga disentuh dengan presentasi itu.
“Contohnya pelanggan bisa kita ajak untuk berinteraksi, ngobrol. Bagaimana mengetahui personal pelanggan,” kata Silih.
Ia menambahkan, ramah saja itu tidak cukup untuk meningkatkan penjualan, harus disertai knowledge.
“Pengetahuan dalam penjualan sangat penting untuk menjelaskan kepada pembeli seperti apa produk yang ia jual,” tuturnya.
Baca Juga: Tips Memanfaatkan Komunitas Sebagai Koneksi untuk Membangun Bisnis