Berikutnya, perhatikan produk investasi tersebut diawasi oleh badan hukum atau tidak. Sepanjang instrument investasi itu diatur dan diregulasi oleh OJK atau badan hukum lainnya, maka secara legal akan bebas resiko.
Dalam berinvestasi, kita perlu untuk membandingkan performa dari produk investasi kita melalui sebuah Market Aggregator. Teguh mengatakan market aggregator ini mengumpulkan banyak instrument-instrumen investasi itu dalam satu aplikasi.
Namun, market aggregator ini juga hanya memberikan fasilitas untuk memudahkan pengguna menganalisa, dan membandingkan antara satu instrument investasi dengan instrument investasi lainnya. Bukan memberikan sebuah rekomendasi. Sehingga keputusan berada ditangan kita sendiri. Dan resiko tetap kita tanggung sendiri.
Baca Juga: Faktor Penghambat Investasi di Indonesia Menurut World Economic Forum
Teguh menjelaskan, market aggregator hanya menunjukan dan membandingkan data-data performance yang lalu bukan untuk masa depan sehingga pengguna dapat menyocokan sendiri apakah instrumen investasi tersebut cocok dengan kebutuhannya atau tidak.
Bagi orang awam yang baru ingin memulai investasi, Teguh menjelaskan dalam Fintech ini ada semacam robo advisor atau sebuah aplikasi yang dapat memberikan informasi mengenai investasi, memberikan gambaran atau menunjukan instrument-instrumen apa yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, namun tetap pilihan berada di tangan para penggunanya sendiri.
Baca Juga: Tenaga Kerja Melek Teknologi jadi Primadona Berbagai Industri