Libatkan Milenial pada Barisan Kabinet Kerja, Ini Penjelasan Motivator

23 Oktober 2019 10:40 WIB
Milenial Nadiem Makarim
Milenial Nadiem Makarim ( Instagram @nadiemmakarimofficial)

Sonora.ID - Presiden Joko Widodo baru saja umumkan barisan Kabinet Kerja Jilid II pada pagi ini, Rabu, 23 Oktober 2019.

Salah satu anggota Menteri Jokowi, Nadiem Makarim, digadang-gadang sebagai menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju ini.

Melibatkan kaum milenial, Motivator Teosentrik, Eloy Zalukhu menjelaskan bahwa milenial adalah mereka yang pada tahun ini menginjak usia 15 sampai 37 tahun.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menjadi Pribadi Penuh dengan Belas Kasih di Masa Kini?

Sedangkan mantan CEO Gojek ini pada tahun 2019, dirinya menginjak 35 tahun, jadi dapat dipastikan Nadiem ada pada usia milenial.

Eloy juga menjelaskan bahwa ada beberapa perbedaan mendasar terkait cara kerja kaum milenial dengan generasi sebelumnya.

“Nah ini perbedaan menurut penelitian Gallup Indonesia. Jadi kalau baby boomers saat bekerja yang dikejar adalah gaji. Tapi mungkin ada 10% dari baby boomers dan X yang tidak mengejar gaji, tapi umumnya dari keluarga yang sedang berjuang jadi pada saat bekerja yang dikejar adalah gaji,” jelas Eloy.

Baca Juga: Milenials, Ini Pentingnya Membangun Kepercayaan di Tempat Kerja

Sedangkan berbeda dengan kaum milenial, pekerja yang ada pada generasi ini lebih mengutamakan purpose atau tujuan dalam menjalani pekerjaannya.

Karena yang diutamakan adalah tujuan dan meaning dari sebuah pekerjaan yang dijalankan, maka penting bagi perusahaan atau tempat bekerja untuk bisa menerapkan visi dan misinya dalam diri milenial tersebut.

Akan menjadi suatu permasalahan jika visi, dan misi perusahaan saja tidak bisa tercermin dalam diri perusahaan itu sendiri. Milenial akan menjauhi pekerjaan yang tidak jelas visi, dan misinya.

Baca Juga: Dari Supir Angkot Jadi Kepala BKPM, Ini Potret Bahlil Lahadalia

At the end semua orang akan mencari meaning atau makna terhadap apa yang sedang mereka kerjakan, dan ini terbukti dalam riset yang dilakukan oleh Gallup. Milenial dan gen Z, memang membutuhkan uang, tetapi bukan hanya itu, mereka juga ingin tahu apa alasan ketika bergabung dengan tim tertentu,” tambah Eloy.

Maka yang menjadi PR bagi perusahaan adalah untuk memperjelas budaya perusahaan, dan memperjelas arti dari semua pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan.

Jadi yang harus difokuskan bukan lagi hanya sekedar hasil yang dicapai, tetapi proses, dan tantangan dalam mencapai hasil tersebut.

Baca Juga: Mengenal Bahlil Lahadalia, Kepala BKPM yang Pernah Jadi Supir Angkot dan Kernet Bus

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm