Sonora.ID – Tidak diragukan lagi, semua makanan yang melalui proses penggorengan dan menggunakan minyak akan terasa nikmat saat dimakan.
Dr. Susanti dari Medical Center Kompas Gramedia menjelaskan makanan yang digoreng dibagi menjadi dua yakni deep fried dan pan fried.
Pan fried adalah makanan yang digoreng menggunakan sedikit minyak seperti masakan tumis dan pan fried ini bisa dibilang lebih sehat daripada makanan deep fried.
Sedangkan deep fried adalah makanan yang digoreng dengan minyak yang berjumlah banyak hingga makanan tergenang di dalam minyak.
Baca Juga: Penyakit Bahaya Mengintai di balik nikmat 'Kriuk' sebuah Gorengan
Biasanya, para penjual gorengan menggunakan minyak secara berulang kali hingga minyak bewarna kehitaman dan berbusa. Menurut dr. Susanti, hal tersebut tidak boleh dibiarkan karena minyak tersebut sudah tidak layak dipakai karena telah mengalami pemanasan berulang kali.
Minyak yang sudah rusak tersebut berpotensi menghasilkan lemak trans dan lemak jenuh yang dapat menyebabkan minyak terhidrogenasi.
Dr. Santi menyarankan penggunaan minyak sebaiknya hanya digunakan maksimal hingga tiga kali saja.
Selain itu, ia juga menyarankan agar minyak yang sudah kental tidak dicampurkan dengan minyak yang baru. Melainkan dibuang dan diganti dengan minyak yang baru.
Baca Juga: Selamat Hari Stroke Sedunia, Yuk Simak 5 Cara Terhindar dari Stroke
Bahaya mengonsumsi gorengan ini adalah bahaya jangka panjang. Namun tetap harus kita waspadai.
Lemak jenuh dan lemak trans yang terdapat dalam sebuah gorengan dapat menganggu keseimbangan kolesterol dalam tubuh.
Lemak trans menaikan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik, sedangkan lemak jenuh menaikan kolesterol tanpa menurunkan kolesterol baik.
Baca Juga: Para Wanita, Catat Daftar Makanan yang Dapat Mencegah Kanker Payudara
Lemak trans yang berlebihan dalam gorengan dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti berat badan berlebih, penyakit jantung, stroke, darah tinggi, dan diabetes.
Selain itu, penggunaan minyak bekas ini juga dapat menyebabkan keracunan. Dr. Santi menjelaskan minyak yang sudah dipakai berkali-kali biasanya menyisakan sisa-sisa makanan yang dapat menimbulkan bakteri yang menyebabkan keracunan.
Gorengan akan lebih berbahaya apalagi gorengan tersebut menggunakan tepung, gula atau garam.
Baca Juga: Asam Urat Hingga Jantung, Berikut Penyakit Yang Mengintai Pecinta Boba
Menurut panduan Menteri Kesehatan, ketentuan Dalam 1x24 jam hanya disarankan menggunakan 1 sendok teh garam atau penyedap rasa. Maka sebaiknya jangan menggunakan penyedap rasa berlebihan dalam makanan, terlebih pada gorengan.
Untuk mengantisipasi bahaya dari gorengan, dr. Santi menyarankan sebaiknya kita mengonsumsi gorengan yang dimasak sendiri, karena kualitasnya kita ketahui dan bisa kita atur sendiri, dan sebaiknya gorengan tersebut ditiriskan terlebih dahulu dan gunakan tisu yang dapat menyerap minyak.
Namun tidak mengonsumsi gorengan akan jauh lebih baik. Dr. santi juga mengingatkan kita untuk mindful eating atau menyadari makanan apa yang sedang kita konsumsi agar makan lebih terkontrol dan terbatasi.
Baca Juga: Waduh, Ternyata Ini 5 Jenis Makanan yang Lebih Jahat dari Rokok