“Untuk contohnya fix mindset itu seperti heroism. Jadi ketika kamu melakukan apa yang kamu lakukan dengan cara kamu sendiri, mau memenangkan sesuatu dengan mengalahkan semua orang,” tambah Haris.
Berbeda dengan hal itu, growth mindset lebih menenkankan pada kolaborasi. Jadi, bagaimana seseorang bisa bekerja sama mencipatakan dampak positif bagi masyarakat banyak.
Jika hal tersebut sudah dilakukan, maka secara otomatis orang tersebut akan dengan mudah meraih kesuksesannya yang kemudian akan membawa kesuksesan bagi perusahannya juga.
“Jadi benar-benar kolaborasi adalah bagian dari growth mindset,” tegas Haris.
Baca Juga: Angga Candra Ceritakan Pengorbanan dengan Lirik Lagu 'Semua Demi Kamu'
Hal lain yang juga menunjukkan seseorang dengan growth mindset yang baik adalah bagi mereka yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga impact yang akan mereka buat untuk orang yang ada di sekitar dan sosial.
Demi mewujudkan impact tersebut, pemimpin perusahaan harus berembuk dengan pegawainya untuk menentukan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan.
“Kita masuk kantor setiap hari bukan hanya untuk mencapai target, tetapi untuk create the right impact di Indonesia,” tambah Haris.
Berawal dari budaya growth mindset, perusahaan akan dapatkan karyawan yang berpikiran positif, dapat berkolaborasi dengan baik, dan memiliki tujuan untuk menciptakan impact yang baik bagi masyarakat.
Baca Juga: Ukuran Penis Dapat Ditebak dari Panjang Jari, Mitos atau Fakta?