Ketersediaan heuristik
Kondisi ini merupakan keadaan di mana manusia memilih untuk memikirkan jalan pintas yang mengarahkan seseorang untuk melebih-lebihkan suatu peristiwa.
Trauma atau ingatan buruk akan lebih membekas pada seorang manusia, apalagi jika hal tersebut dialami dan dirasakan oleh banyak orang.
Baca Juga: Beberapa Negara ini Akan Tenggelam Pada 2050, Termasuk Indonesia
Kemudian, ingatan tersebut mengendap dan menjadi kepercayaan umum jika pekerjaan polisi memiliki risiko yang lebih besar dibanding profesi lainnya.
Ingatan yang mengendap tersebut bisa mengakibatkan adanya bias pada suatu peristiwa.
Baca Juga: Beberapa Negara ini Akan Tenggelam Pada 2050, Termasuk Indonesia
Dengan demikian, seseorang bisa langsung memercayai sebuah kabar karena adanya kedekatan atau akan ingatan khusus yang mengendap atas peristiwa tersebut.
Penalaran emosional
Fenomena ini dikenal dengan nama emotional reasoning atau penalaran emosional yang bisa menyesatkan seseorang tanpa mereka sadari.
Psikiater Aaron T. Beck pertama kali memperhatikan hal ini terhadap pasien yang mengalami depresi.
Baca Juga: Meski Gagal Podium, Valentino Rossi Cetak Rekor Lap di MotoGP Malaysia
Dia menemukan banyak pasien yang menyimpulkan hal yang tidak benar terhadap diri mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka rasakan, dibanding pada fakta sebenarnya.
Kondisi ini kemudian bisa memengaruhi keyakinan seseorang akan sebuah topik. Bahkan ketika mereka merasa takut, cemas, atau bahkan tidak nyaman terhadap suatu topik.
Baca Juga: Memalukan! Suku Cadang Hilang dibobol Maling saat MotoGP Malaysia
Maka, mereka dapat dengan mudah melompat ke kesimpulan jika topik tersebut buruk atau berbahaya.
Nah, itu tadi adalah beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mempercayai secara nyata akan suatu informasi yang telah dirinya terima terlepas dari informasi tersebut benar atau tidak.
Baca Juga: Wow! Nenek Berusia 67 tahun Melahirkan Seorang Anak Perempuan