3. Penyamaan paradigma PAUD dan SD
Nadiem menyebutkan, paradigma bermain dan belajar di PAUD harus juga diselaraskan di pihak SD.
PAUD dan SD, lanjutnya, harus satu paham dan strategi untuk mendidik anak di usia dini.
"Makanya itu kepentingan, keselasaran strategi kurikulum maupun ekspetasi guru pada anak di semua jenjang.
Baca Juga: Perhatikan 6 Hal ini Untuk Meraih Beasiswa SNMPTN & SBMPTN 2020
Jadi bukan masalahnya ga boleh ini, itu jangan ini jangan itu, bukan," tambah Nadiem.
4. Semua anak itu berbeda
Menurut Nadiem, kondisi di semua anak itu berbeda. Ada yang sudah siap dan ingin maju secara pendidikan.
Baca Juga: Direktur Lippo Group Bantah Secara Tegas Isu Perceraian dengan OVO
"Tapi kalau pendidikan anak usia dini (tujuannya) hanya mencapai kecintaan kepada misalnya bermain dengan teman di kelas, kecintaan kepada buku," tambahnya.
5. Kesuksesan anak di luar kemampuan calistung
Menurutnya, kesuksesan pendidikan anak-anak usia dini dapat dilihat dari beberapa indikator.
Salah satu indikatornya adalah ketertarikan anak untuk melihat dan membolak-balikkan buku meskipun tak membaca. Lainnya seperti, senang mendengarkan cerita-cerita yang ada di buku.
Baca Juga: Tinggi Kolom Letusan dari Gunung Merapi Mencapai 1.000 Meter
"Kalau dia tahu cara disiplin, cara masuk kelas, cara baris, tahu untuk menghormati orang tua, tahu untuk tidak mengganggu atau mem-bully teman-temannya dia.
hal-hal yang sifatnya bagaimana kita sebagai manusia hidup di dalam komunitas, itu kuncinya sebenarnya," kata Nadiem.
Nadiem menyebutkan anak-anak bisa memenuhi potensi dimiliki ketika masuk SD jika telah memiliki kemampuan-kemampuan yang ia sebutkan dengan benar.
Baca Juga: Begini Klarifikasi Ruben Onsu, Perihal Betrand Peto Yang Dapat ASI