Sonora.ID - Berita duka datang dari konglomerat asal Indonesia yang berhasil membuat bisnis besar di tanah air ini, Chairman and Founder Ciputra Group, Ir. Ciputra.
Ciputra meninggal dunia di Singapura pada hari ini, 27 November 2019, tepatnya pada jam 01.05 waktu setempat.
Dilansir dari Kompas.com, anak pertama Ciputra, Rina Ciputra, memberikan pesan singkat yang menyatakan bahwa sang ayah telah meninggal dunia.
Dr. (HC) Ir. Ciputra atau Tjie Tjin Hoan, adalah seorang insinyur dan pengusaha di Indonesia, yang lahir pada 24 Agustus 1931 di Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Chairman dan Founder Ciputra Group Meninggal Dunia di Singapura
Meski saat ini dirinya termasuk salah satu pengusaha atau konglomerat yang sukses, namun siapa yang sangka dirinya pun memiliki masa sulit dalam hidup.
Dikutip dari Tribun News, Ciputa menyatakan bahwa dirinya pernah merasakan kehidupan yang sulit, bahkan menyebutnya sebagai ‘neraka’.
Menjalani hidup yang penuh dengan tantangan hingga bisa sukses di hari tua, ternyata dilatarbelakangi oleh kesedihan di kehidupan bersama keluarga juga.
Di balik kesuksesannya, dirinya pernah ditepa dengan keras oleh sang bibi tirinya, yang membuatnya bisa berprestasi di sekolah.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Goo Hara Sempat Alami Depresi Berat
Bahkan dirinya yang memang tipe anak yang suka melawan, sering kali dihukum pada saat Ciputra mengemukakan pendapatnya.
“Saya dipukul, diikat, dan dimasukkan ke gudang sebagai penjaranya,” jelas Ciputra.
Masih dikutip dari sumber yang sama, Ciputra menceritakan bahwa dirinya pernah mengalami kesulitan dalam ekonomi keluarga.
Ini adalah ‘neraka’ pertama dalam hidupnya, namun ia selalu bersyukur dan menjadikan itu sebagai pelajaran untuk lebih kuat.
Baca Juga: Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtiar Effendy Meninggal Dunia
Tak hanya itu, Ciputra mengaku ada satu moment yang membuat dirinya benar-benar merasa kesedihan yang mendalam, yaitu ketika sang ayah ditangkap.
Ayahnya dituduh menjadi mata-mata Belanda dan dikabarkan meinggal sewaktu masih dalam masa penahanan.
“Neraka kedua datang, pada saat itu umut 12 tahun dan masih pemerintah Jepang. Tiba-tiba ayah saya ditangkah karena disangka mata-mata pemerintah Belanda. Dari situ ayah ditangkap, diikat naik perahu dibawa ke Manado,” cerita Ciputa.
Ayahnya ditahan di penjara dengan perjanjian akan dipulangkan pada bulan kesembilan, namun hal itu tak terjadi karena sang ayah sudah meninggal di penjara.
Baca Juga: Habib Mustofa Al-Jufri Meninggal Dunia Sesaat Sebelum Isi Ceramah