Yunus menyarankan kepada pemerintah untuk mengutus pejabat yang seiman ketika mengucapkan selamat kepada umat Kristen yang merayakan Natal.
Tegasnya pula jika kepemimpinan itu bersifat tunggal, sehingga tidak ada perseorangan, dimana memiliki beberapa struktural didalamnya.
Baca Juga: Menag: Mengucapkan Selamat Natal Tidak Mengganggu Akidah Muslim
"Kepemimpinan itu tidak tunggal, tidak perseorangan, ada sekretaris, ada strukturalnya. Kemenag misalnya, ada Binmas agama-agama lain. Kalau misal dia (Menag) hati-hati, dia akan memerintahkan Binmas agama lain yang merayakan Natal untuk mengucapkan selamat," pungkasnya.
Yunus juga mengingatkan kepada umat Muslim untuk tetap menjunjung tinggi sikap dan makna dari toleransi secara baik dan benar.
Karena bentuk toleransi sendiri adalah saling menghormati dan saling setuju terhadap perbedaan agama.
"Sehingga ketika orang tidak mengucapkan selamat Natal dan tidak menggunakan atribut perayaan, itu tidak bisa disebut intoleran. Jadi kalau itu dipahami dengan baik, tidak akan kita jumpai sweeping," tutupnya.
Baca Juga: Ormas yang Sweeping Terkait Natal dan Tahun Baru Bisa Kena Pidana