Dikutip dari Jateng.Tribunnews.com, Peneliti Komunitas Cagar Budaya Banjarnegara, Dhimas Ferdhianto menduga bahwa masih ada banyak arca lainnya yang belum ditemukan di Kawasan Dieng.
Dhimas menyebutkan bahwa bebatuan andesit di Dieng memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan bebatuan candi atau arca yang berada di Magelang atau Klaten.
Bantuan tersebut lebih ringan sehingga lebih mudah untuk memindahkannya dari tempat penemuan.
Baca Juga: Polres Jakpus Amankan Tas Mencurigakan di Masjid Sunda Kelapa, Polisi Sebut Ini Isinya
Ini mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mudahnya jual beli babatuan candi maupun pemindahan dari situsnya.
Selain itu, dirinya juga menjelaskan bisa bahwa faktor alam bisa menjadi salah satu faktor lain yang bisa mempengaruhi rusak atau hilangnya situs yang berada di Dieng.
Terlebih jika Dieng merupakan wilayah yang tercatat mengalami bencana akibat aktivitas vulkanik.
Seringnya gempa tersebut tentu akan memperburuk kondisi dari situs yang ada.
Seperti Candi Parikesit, Nakula, Sadewa, Nalagareng, serta Setyaki yang menjadi korban, hilang atau hancur.
Baca Juga: Rayakan Malam Pergantian Tahun? BMKG: Jakarta Berpotensi Hujan Petir