Sonora.ID - Sejak akhir pekan lalu, kondisi hubungan Iran dan Amerika Serikat dalam suasana memanas dari hubungan biasanya yang memang sudah dalam kondisi yang tidak baik.
Hal tersebut pertama kali disebabkan oleh langkah AS untuk melakukan serangan militer yang menewaskan salah satu Jenderal Iran, Qassem Soleimani.
Langkah ini pun membuat geram Iran hingga membuatnya mengambil langkah untuk mengibarkan bendera merah.
Ini adalah peristiwa yang terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah, bendera merah tersebut dikibarkan di Masjid Jamkaran di antara kota suci muslim Syiah Iran.
Baca Juga: Jika Iran Menyerang AS, Trump Ancam Akan Hancurkan 52 Situs Iran
Pemasangan bendera merah itu dilakukan sehari setelah pembunuhan terhadap Komandan Brigade Quds Garda Revolusi Iran yang dilakukan oleh pasukan Trump.
Bendera merah tersebut membawa ‘tanda tanya’ bagi sebagian orang, karena tidak mengetahui arti di balik kain merah tersebut.
Dikutip dari Tribun News, sebagian kalangan menilai bahwa bendera merah yang dibentangkan oleh Iran tersebut adalah isyarah bagi mereka bahwa mereka siap melakukan perang.
Baca Juga: Setelah Kematian Jenderal Iran, Trump Ancam Hancurkan 52 Lokasi di Iran
Diketahui sebelumnya, bahwa memang insiden mengenaskan tersebut memicu terjadinya perang antara dua pihak ini untuk membalas kematian sang Jenderal yang dibom drone oleh AS di Bandara Internasional Irak.
Namun, menurut tradisi Syiah, bendera merah berada ada darah yang ditumpahkan secara tidak adil dan berfungsi sebagai panggilan untuk membalas seorang yang terbunuh tersebut.
Di sisi lain, berkibarnya kain merah tersebut juga dipandang sebagai peringatan bahwa Republik Islam Iran telah siap memenuhi janjinya untuk menyerang Amerika Serikat yang saat ini dipimpin oleh Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Kapal China Masuk Perairan Natuna, TNI Kerahkan Ratusan Personel Gabungan
Tak hanya kain merah yang membentang, pada bendera tersebut juga terdapat tulisan “Mereka yang ingin membalas darah Husein”.
Rencana balas dendam Iran kepada AS memang sudah dihembuskan sejak beberapa hari lalu, Dewan Keamanan Nasional pun sudah merilis 35 target sebagai bagian dari aksi balas dendam tersebut.
Jenderal Gholamali Abuhamzeh menyatakan bahwa aka nada ancaman serangan terhadap ‘taget vital Amerika’ yang terletak di Selat Hormuz sebagai pembalasan atas tewasnya Soleimani.
Baca Juga: Trump: Saya Memerintahkan Pembunuhan Jenderal Iran untuk Menghentikan Perang