Sonora.ID - Reynhard Sinaga, seorang pria asal Indonesia, dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris dalam 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria, selama rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.
Melansir BBC, Reynhard, tampak sering tersenyum, ramah dan berperawakan kurus, penampilan yang tidak membuat targetnya curiga.
Keramahan inilah yang membuat sekitar 190 pria muda menerima ajakannya untuk melanjutkan perbincangan di apartemennya - lokasi tempat dia membius dan memperkosa korbannya - sebagian berkali-kali.
Baca Juga: Jaksa Inggris: Kasus Reynhard Sinaga Bisa Jadi Kasus Perkosaan Berantai Terbesar di Dunia
Sebagaimana diketahui, Reynhard diduga telah memperkosa setidaknya 190 pria. Namun, hanya 48 orang yang baru terbukti.
Kepolisian Manchester Raya, Inggris dapat mengetahui jumlah korban sebesar ini karena Reynhard Sinaga memfilmkan semua aksinya.
Lalu, siapakah Reynhard Sinaga? Dikutip dari berbagai sumber, Reynhard lahir di Jambi, 19 Februari 1983 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Baca Juga: Bak Monster, Reynhard Sinaga WNI di Inggris Perkosa 48 Laki-laki, Terancam Hukuman Seumur Hidup
Reynhard Sinaga berasal dari keluarga kaya yang tinggal di Depok, Jawa Barat. Dilansir dari Dailymail, Reynhard tak pernah hidup kekurangan di Manchester berkat kiriman uang dari orangtuanya yang merupakan pengusaha sawit dan juga properti.
Reynhard meraih gelar S1-nya di Universitas Indonesia dengan jurusan Arsitektur. Usai menyelesaikan studinya di UI, Reynhard kemudian melanjutkan studi S2 di Redbrick University, Manchester, dengan jurusan sosiologi pada 2007.
Kemudian Reynhard kembali melanjutkan studinya di Inggris, tepatnya di University of Leeds dan mengambil gelar PhD dalam studi Human Geography.
Reynhard diketahui juga tengah menulis tesisnya dengan judul Sexuality and Everyday Transnationalism in South Asian Gay and Bisexual Men in Manchester'.
Baca Juga: Kejam! Pria Ini Tega Perkosa Kedua Putri Kandungnya Selama 9 Tahun
Dalam tesis tersebut, Raynhard meneliti Gay Village di Manchester dan mereview sebuah buku yang membahas bagaimana gay yang berasal dari luar negeri dapat masuk ke komunitas gay.
Berdasarkan keterangan sumber yang mengaku sebagai teman Reynhard, Reynhard sempat mengaku ingin menetap di Inggris dan enggan kembali ke Indonesia.
Reynhard tinggal sendirian di apartemennya di Manchester. Keterangan penegak hukum Inggris, Reynhard mengincar korban pria muda, mabuk, dan sedang berjalan sendirian.