Jokowi Ajak Putra Mahkota UEA Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Negara Baru

13 Januari 2020 08:00 WIB
Pertemuan Jokowi dan Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed di Abu Dhabi
Pertemuan Jokowi dan Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed di Abu Dhabi ( (Foto: dok. Biro Pers Setpres))

Sonora.ID – Dalam pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed Bin Zayed (MBZ), MBZ menyatakan ingin terlibat dalam proyek pembangunan ibu kota negara (IKN) baru di Indonesia.

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang akan melibatkan MBZ ini akan dibangun melalui konsep sovereign wealth fund (SWD) atau dana abadi.

Baca Juga: Hemat Devisa Hingga Rp 63 T, Presiden Jokowi Resmikan Biodiesel 30 Pesen

"Jadi secara khusus juga dibicarakan mengenai pembangunan ibu kota baru. Jadi dengan sovereign wealth fund ini Putra Mahkota memberikan komitmen akan masuk ke dalamnya,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam jumpa pers di Emirates Palace Abu Dhabi, Minggu malam, sebagaimana dikutip dari laman Suara.com yang melansir dari laman Antara.

Dalam jumpa pers di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi tersebut dihadiri oleh Luhut bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Tohir, dan Dubes RI untuk UEA Husin Bagis.

Baca Juga: Buka Kongres ke-29 Notaris Dunia, Ini Pesan Jokowi pada Layanan Kenotariatan

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi bahkan meminta Putra Mahkota MBZ untuk menjadi dewan pengarah dalam pembangunan IKN baru.

"Presiden meminta crown prince sebagai dewan pengarah di pembangunan ibu kota dan saya pikir menjawab pertanyaan orang, nanti Indonesia ke sana atau tidak. Jadi sesama brother, mungkin sekali, bukan mungkin, istilah titelnya saja seperti apa, tapi ketuanya Crown Prince Mohammed bin Zayed, dan anggotanya ada beberapa nama terkenal lainnya," ujar Luhut.

Luhut mengatakan, posisi ini bisa diisi nama-nama beken, termasuk investor dari China. Namun ditegaskannya, klaster pemerintah tetap digarap pemerintah pusat dengan menggunakan APBN.

Baca Juga: Yuk Kenalan Dengan Kalimantan Timur, Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia

"Siapa saja yang tempati, mau dari China, dari mana saja. Tapi Pemerintah menyampaikan pembangunan kantor pemerintahan itu dari APBN, jadi yang tidak APBN itu yang non (klaster) pemerintah,” tandasnya.

Pemerintah memang tengah merayu sejumlah pihak untuk ikut menggarap IKN di Kaltim. Pemerintah mengajak Softbank dan IDFC First Bank ikut terlibat berinvestasi.

Baca Juga: Jokowi Bantah Pernyataan Menteri ATR Soal Ibu Kota di Kalimantan Timur

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm