"Pulau Burung, Pulau Kalong, Pulau Salahnamo, dan Pulau Keramat terancam hilang di tahun ini (2020) karena ada penurunan tanah dan kenaikan air laut,"kata Hairul di Palembang, seperti dikutip dari Kompas.com Selasa (14/1/2020).
Menurut Hairul, perubahan iklim menyebabkan tingginya permukaan laut akan mengancam tenggelamnya wilayah-wilayah pesisir baik berpenduduk ataupun tidak.
Selain itu, masih ketergantungan Provinsi Sumatera Selatan dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam juga turut mendorong laju pelepasan emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: Ormas Jawara Betawi Siap Kawal Anies Baswedan dari Para Demonstran Banjir
Sumatera Selatan memiliki 1,2 juta Hektare luas lahan gambut. Namun, di tahun 2019 tercatat sebesar 361.889 Hektare, dari luasan itu 60,93 persennya atau 240.483 Hektare habis terbakar.
Ekosistem gambut yang terbakar karena adanya perluasan lahan maupun kekeringan, membuat kerusakan ekosistem semakin meningkat tinggi.
" Banjir Bandang di dua Kecamatan dan tiga Desa di Kabupaten Lahat, kita menemukan krisis air. Kebakaran hutan yang masif, ditambah lagi kabut asap yang memaparkan wilayah di Sumsel. Kita melihat kebakaran hutan tidak lepas dari carut-marutnya tata kelola yang melegalkan wilayah gambut di rusak. Wilayah rawan bencana, semakin tahun semakin meluas, ancaman kebakaran hutan dan lahan semakin luas,"tuturnya.
Baca Juga: Prabowo Bertolak ke Prancis Bahas Soal Penguatan di Bidang Pertahanan