Sonora.ID - Salah satu band ber-genre Rock and Roll milik Indonesia, The Brandals, kembali masuk ke dunia musik Indonesia setelah beberapa waktu yang lalu vakum.
Kembalinya band yang digawangi oleh lima personel ini membawa harapan baru bagi para penggemarnya yang telah menantikan ‘gebrakan’ dari band ini.
Bagaimana tidak? Pada album terakhirnya yang bertajuk ‘DGNR8’, band ini dianggap sebagai band yang banting setir dengan karya-karya mereka tersebut.
Mereka pun mengakui bahwa ada perombakan formasi dari album pertama hingga ketiga dengan album keempatnya beberapa tahun lalu.
Vokalis The Brandals, Eka Annash menyatakan bahwa perubahan itu terjadi karena band tersebut kehilangan kedua personelnya dan masuk dua personel baru.
Baca Juga: Rooftop Gigs, Vokalis Reality Club, Fathia Izzati: This Year Was So Good!
“Jadi formasinya baru, jadi rombak aja semuanya sekalian, tapi tetap rock and roll,” ungkap Eka di acara Rooftop Gigs Kompas TV.
Namun yang sama dengan album-album sebelumnya, The Brandals masih dikenang dengan lagu-lagu yang berani untuk menyatakan apa yang terjadi di masyarakat.
Salah satunya adalah lagunya yang berjudul ‘Retorika’ berisikan cerita tentang huru-hara yang terjadi di masyarakat Indonesia karena kepentingan politik,
Eka pun mengimbau kepada penggemarnya untuk tidak terpancing dengan kubu yang ada di masyarakat, karena intinya Indonesia adalah satu.
“Kamu-kamu semua yang terpolarisasi dengan kubu-kubu kiri kanan, jangan terpengaruh karena kubu kita cuma satu, yaitu nasi dan makan, jadi jangan terpengaruh,” tegas Eka.
Baca Juga: Vokalis Reality Club, Fathia Izzati: Apapun yang Ingin Dicapai Harus Diseriusin
Dalam lagu tersebut Eka juga menjelaskan bahwa lagu tersebut adalah satu-satunya lagu hasil kolaborasinya dengan seniman visual asal Yogyakarya, Agan Harahap.
Dirilis pada akhir tahun 2018, ‘Retorika’ tersebut dianggap bisa mengeluarkan keresahan yang dirasakan di masyarakat Indonesia pada bidang politik.
Bersama dengan keempat rekannya, yaitu Tony Dwi Setiaji di gitar bersama dengan PM, Radit sebagai bassist, dan Firman sebagai drummer, band ini rencananya sedang menggarap album kelima mereka.
Berdiri sejak tahun 2001, salah satu kunci bertahannya The Brandals meski harus vakum beberapa kali adalah menjadikan band mereka sebagai brand juga.
Baca Juga: Kunto Aji dan Sal Priadi Akan Tampil di Konser Billboard Indonesia Top 100 Live
Hal yang sama pun diungkapkan oleh Eka sebagai pesan bagi calon musisi Indonesia, khususnya mereka yang baru akan merintis karir dengan membentuk sebuah band.
“Lu nge-band tuh sekarang gak cukup cuma nge-band doang sih, sekarang harus dibentuk sebagai packaging lengkap. Jadi, terutama buat teman-teman yang mau nge-band nih, harus di-treat band-nya juga sebagai brand, sebagai merek,” ungkap Eka.
Pihaknya juga menyatakan bahwa band-band dalam negeri sebaiknya menghapus jargon-jargon yang membeda-bedakan satu dengan yang lain.
Misalnya jargon anti komersil, atau mainstream vs indie, hal-hal seperti ini harus dikubur jauh-jauh.
“Jangan malu untuk mengkapitalkan band kalian, tapi dengan cara yang keren,” tegas Eka.
Baca Juga: Audrey Tapiheru Angkat Suara Terkait Status GAC, Bubar atau Vakum?