Selain kecemasan, remaja juga cenderung melakukan hal-hal yang hanya berdasarkan emosi, bukan rasional, dan itu dilakukan di media sosial.
“Mereka tidak berpikir konsekuensi setelah mereka klik, download, atau komen. Maka, orang tua harus mengedukasi kepada anak-anaknya untuk think first before you click, download, upload, and comment, pikir mengenai konsekuensinya,” tegas Hanlie.
Remaja harus paham bahwa segala sesuatu yang sudah masuk atau tersebar di medsos sudah tidak bisa dikontrol lagi, dan bisa diakses oleh satu dunia.
Baca Juga: Memakan Korban Jiwa, Anak Ini Meninggal Saat Membuat Video TikTok
Psikolog ini juga mengimbau bagi para remaja untuk tidak membagikan hal-hal personal seperti masalah pribadi, atau curahan hati personal di medsos mereka.
Karena dengan demikian, orang lain yang berniat jahat akan dengan mudah menjadikan remaja tersebut sebagai korban kejahatan digital.
Hal ini juga yang memudahkan terjadinya bully di medsos yang akan berujung pada kerusakan kesehatan mental si remaja.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membangun hubungan nyata yang baik dan terbuka antara orang tua dengan anak, khususnya yang masih pada usia remaja.
Baca Juga: Viral! Video Seorang Bocah dan Ibunya Menangis Karena Dibully Miskin, Ini Fakta Sebenarnya