Sonora.ID - Aksi perusakan mushola yang terjadi di Perumahan Griya Agape Desa Tumaluntung, Kauditan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara viral di media sosial.
Pengurus Majelsi Ulama Indonesia (MUI) pusat, Anton Tabag Digdoyo meminta semua elemen terkait untuk segera membangun komunikasi yang lebih intens terkait masalah ini.
Pasalnya, pemicu yang biasa muncul dalam kasus selisih rumah ibadah adalah masalah komunikasi antar umat beragama.
Baca Juga: Jakarta Peringkat 10 Kota Termacet di Dunia Berdasarkan Survei TomTom
Ia berharap pembangunan rumah ibadah untuk umat muslim ditempat tersebut bisa dipertimbangkan dengan baik oleh warga sekitar.
“Ini mengingat, tempat ibadah tersebut sangat dibutuhkan warga,” ucapnya.
Hal ini juga sama kasusnya dengan pembakaran tempat ibadah yang pernah terjadi di Tolikara, Papua.
Baca Juga: Peneliti Hongkong Klaim Berhasil Temukan Vaksin Untuk Virus Corona
Saat itu, tokoh agama kompak mengutuk perbuatan tak pantas itu.
Mereka meminita pemda agar segera menerbitkan izin pendirian masjid karena sangat diperlukan oleh umat muslim.
“Mereka juga ikut mengganti rugi kerusakan dan membantu kelancaran pembangunan masjid. Alhamdulillah tidak sampe sebulan, Tolikara sudah punya masjid lagi dan lebih bagus lebih strategis,” urainya.
Baca Juga: WHO Umumkan Status Darurat Dunia Karena Wabah Virus Corona
Terkait pelaku perusakan, Anton menyarakankan untuk menyerahkannya pada pihak yang berwajib.
“Soal hukum terhadap pelaku perusakan diserahkan yang berwajib. Kini sudah beberapa pelaku yang ditangkap,” tegasnya.
Anton juga menekankan untuk kepada semua warga negara untuk bisa menghormati kebebasan beragama sesuai amanah UUD 1945 dan Pancasila.
“Jangan hanya berteriak “Saya Pancasila”, tapi nihil dari sifat-sifat kelima sila tersebut,” tutupnya.
Baca Juga: Bikin Konten Prank Virus Corona, 4 YouTuber Ini Diciduk Polisi