Sonora.ID - Semenjak wabah virus corona terus meluas di China, otoritas China telah melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi kerugian.
Beberapa di antaranya adalah seperti memangkas pajak, mendorong belanja negara dan memangkas suku bunga bank sentral.
Dikutip dari Money.kompas.com, dampak ekonomi dari virus tersebut masih belum bisa ditentukan. Namun demikian, satu media pemerintah dan beberapa ekonom menilai pertumbuhan ekonomi China bisa terpangkas hingga 2 persen kuartal ini lantaran wabah virus tersebut.
Baca Juga: Setelah Jalani Pemeriksaan, WNI yang Tiba di Batam Dinyatakan Tak Terinfeksi Corona
Hal ini disebabkan oleh keberadaan virus yang telah membuat sebagian besar aktifitas ekonomi di negara tersebut terhenti.
Di kuartal pertama tahun ini, China bisa jadi kehilangan momentum pertumbuhan hingga 62 miliar dollar AS.
Padahal di tahun sebelumnya sudah menjadi rekor pertumbuhan ekonomi China yang terendah sejak 29 tahun, akibat utang yang meningkat dan perang dagang dengan Amerika Serikat.
Baca Juga: 3 Pesawat Hercules Angkut 245 WNI Dari Wuhan Ke Natuna Untuk Dikarantina
Pemerintah China bahkan lebih khawatir dengan risiko kerusuhan akibat jumlah pengangguran yang terus meningkat.
Hingga saat ini, para pembuat kebijakan di China telah berupaya untuk melakukan langkah-langkah untuk mendorong dunia usaha dan perekonomian di negara yang langsung terdampak virus tersebut.
Bank sentral dan pemerintah setempat telah mengalokasikan dana sebesar 12,6 miliar dollar AS untuk perawatan dan peralatan medis.
Selain itu, beberapa bank besar juga telah memangkas suku bunga untuk usaha kecil dan individu di beberapa daerah yang paling terdampak.
Baca Juga: Gara-gara Virus Corona, Guide Bahasa Mandarin Kehilangan Pekerjaan
Bank of China mengatakan akan mengizinkan orang-orang di Wuhan dan di Provinsi Hubei lainnya untuk menunda pembayaran utang mereka dalam beberapa bulan ke depan jika orang-orang tersebut kehilangan lapangan pekerjaan akibat virus ini.
Bank sentral negara tersebut menyatakan akan memastikan terdapat likuiditas yang cukup di pasar keuangan jika akan dibuka kembali pada Senin (3/1/2020) setelah masa libur Tahun Baru China usai.
Sebagai informasi, di Hong Kong ketika perdagangan kembali dibuka awal pekan ini, indeks Hang Seng (HSI) anjlok hampir 6 persen hanya dalam beberapa hari perdagangan.
Baca Juga: Cegah Virus Corona, Catat! 6 Makanan Ini Dapat Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh