Untuk memastikan penyakit Evali ini memerlukan pemeriksaan rontgen.
Para ahli menduga peningkatan itu terjadi karena meluasnya legalisasi ganja dan masyarakat menganggap merokok vape sebagai hal yang biasa.
Walau dinamakan “rokok” namun cairan vape yang dipakai tidak cuma nikotin, tapi juga perasa, bahkan ganja.
Baca Juga: Ini Tanda Orang yang Terkena Kanker Rahim Stadium 3 Hingga 4
Penelitian terbaru juga menemukan ada produk cairan vape yang mengandung vitamin E asetat dalam dosis tinggi.
Vitamin E memang tidak berbahaya, tetapi cairan mirip minyak yang diklaim mengandung vitamin E ini terkait erat dengan gejala penyakit paru.
Faktor yang mencemaskan dari fenomena ini adalah banyak pengguna vape adalah remaja. Pemakaian ganja dan nikotin pada remaja dapat memicu gangguan memori dan merusak perkembangan otak.
Baca Juga: Fakta, Vape Bisa Sebabkan Risiko Penyakit Pernapasan Salah Satunya Bronkitis Kronis
Selain itu, kebiasaan untuk menghisap vape pun akan sulit dihilangkan. Orang muda yang menggunakan rokok elektronik cenderung akan merokok rokok konvensional di kemudian hari.
Itu sebabnya CDC menghimbau untuk menghindari rokok elektronik, terutama pada remaja.