Sonora.ID - Saat ini Tangerang sedang menghadapi kasus serius dalam perkembangan bayi stunting, dan juga gizi buruk.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Desiana menyebutkan bahwa saat ini marak sekali kasus gizi buruk dan juga bayi stunting yang ada dikotanya.
Desiana menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kasus bayi stunting dan juga gizi buruk.
Baca Juga: Suku Terakhir Di Dunia yang Masih Lestarikan Kanibalisme Ada di Papua
Selain karena Kabupaten Tangerang termasuk kedalam wilayah yang kurang sejaterah, minimnya air bersih juga menjadi penyebab timbulnya peningkatan pada kasus stunting dan gizi buruk.
Mayoritas masalah balita atau bayi stunting terjadi karena asupan makanan yang bergizi sangat minim.
"Penyebabnya antara lain karena rendahnya asupan gizi, tidak terjaganya kebersihan lingkungan"
Baca Juga: Harga Masker Meroket, Menkes Terawan: Salahmu Sendiri Kok Beli
"dan buruknya fasilitas sanitasi serta air bersih," ujar Desriana kepada awak media pada, Minggu (16/2/2020).
Menurutnya penanganan stunting menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Selain itu juga menjadi satu dari program kesehatan nasional.
Data Riset Kesehatan Daerah (Riskesdes) Kabupaten Tangerang merinci sebanyak 28 persen anak menderita stunting atau kurang gizi.
Baca Juga: Deretan Fakta Prostitusi Kawin Kontrak di Puncak Bogor, Pelanggannya Turis Arab
Dari 28 persen penderita gizi buruk tersebut terjadi pada anak usia di bawah dua tahun dan bayi di bawah lima tahun.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang juga terus melakukan upaya pendampingan terhadap calon ibu dan juga memperhatikan gizi balita di Tanggerang.
Pemberian asupan asi eksklusif, obat cacing, biskuit dan juga penambah darah juga dilakukan oleh pihak dinkes Tangerang.
Baca Juga: Andre Rosiade: Saya Tak Melakukan Tindak Pidana, Masyarakat Wajib Tau