Setelah mendapat laporan dan teguran, Deodatus langsung memberikan undangan pertemuan orangtua seluruh siswa untuk hadir ke sekolah pada Selasa (25/2/2020)
Dalam hal tersebut Doedatus menceritakan tentang kronologi yang didapatkannya dilapangan menurut keterangan para saksi dan pelaku.
Kepala Sekolah juga membantah bahwa seluruh siswa dicekoki oleh kotoran, dirinya menuturkan bahwa perlakuan ke tiap siswa berbeda.
Baca Juga: Empat Proyek Ini Diduga jadi Penyebab Banjir yang Melanda Bekasi
Pertama dirinya meluruskan bahwa yang melakukan bukan pendamping atau bukan oknum guru, akan tetapi kakak kelas XII.
Dua kakak kelas itu berkali-kali meminta siswa kelas VII untuk memberi tahu asal dari kotoran tersebut.
Tetap tak ada yang mengaku. Karena kesal, seorang kakak kelas mengambil kotoran dengan sendok makan dan menyentuhkannya ke bibir dan lidah siswa kelas VII.
Baca Juga: Laut Di Bintan Kepri, Berubah Warna Menjadi Hitam Karena Hal Ini
Setelah itu, dua siswa kelas XII itu meminta para juniornya merahasiakan insiden tersebut dari pembina dan orangtua.
Kejadian itu terbongkar ketika salah satu siswa kelas VII mendatangi para pembina pada Jumat, 21 Februari 2020.
Tak berselang lama Siswa yang melapor kemudian datang bersama dengan orangtuanya.
Baca Juga: Diisukan Bakal Bergabung dengan Grab, Begini Tanggapan Gojek
Romo Deodatus menegaskan, pihak seminari tak pernah membiarkan segala bentuk kekerasan atau bully terjadi di lingkungan sekolah mereka.
“Bagi kami, peristiwa ini menjadi sebuah pembelajaran untuk melakukan pembinaan secara lebih baik di waktu-waktu yang akan datang. Kami berterima kasih atas segala kritik, saran, nasihat, dan teguran yang bagi kami menjadi sesuatu yang sangat berarti dengan harapan agar lembaga ini terus didoakan dan didukung supaya menjadi lebih baik,” jelas Deodatus.
Baca Juga: Pesawat Trigana Air Kecelakaan di Bandara Sentani Papua
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantah Siswa Makan Kotoran Manusia, Ini Klarifikasi Seminari BSB Maumere”