Padahal, reputasi Putra Mahkota sudah tercoreng di mata Barat akibat dua kasus besar. Yakni, pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi dan perang Yaman yang menghancurkan.
Belakangan, aksi putra mahkota kembali disorot. Penyebabnya tak lain karena dilakukannya penahanan terhadap sejumlah intelektual, penulis dan aktivis di negara kerajaan tersebut.
Baca Juga: DPO Kasus Penipuan dan Pengelapan Uang Putri Arab, Akhirnya Ditangkap
Gelombang baru penahanan itu terjadi ketika kerajaan itu menjadi presiden untuk Kelompok Grup 20 di tengah kecaman Barat terhadap catatan hak asasi manusianya.
Para aktivis mengecam penahanan yang dinilai sebagai gelombang terbaru dalam pembungkaman perbedaan pendapat yang dimulai pada September 2017 dengan penangkapan ulama-ulama Islam terkemuka, yang beberapa di antaranya kini dapat menghadapi hukuman mati.
Baca Juga: Pemerintah Dukung & Hormati Keputusan Arab Saudi Tangguhkan Visa Umrah
Kampanye anti-korupsi yang dilakukan dua bulan kemudian oleh pemerintah Saudi menjaring pengusaha dan pejabat senior. Nasib beberapa di antaranya belum terdengar sejak saat itu.