Sonora.ID - Berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah untuk mencegah virus corona semakin merebak di Indonesia.
Namun, beberapa pihak justru berbeda pendapat terkait kebijakan-kebijakan yang diberlakukan.
Menanggapi hal tersebut, Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah turut menanggapi kisruh kebijakan yang timbul akibat corona.
Ia menilai bahwa virus corona bukanlah isu partisan, melainkan masalah yang harus dihadapi bersama-sama.
Baca Juga: Ganjar Gratiskan Tes Corona bagi Warga Jateng di 7 Rumah Sakit Ini
"Sikap partisan harus kita kurangi. COVID19 Indonesia bukan isu partisan. Ini bukan soal Anies Baswedan, Ganjar Prabowo, Ridwan Kamil, apalagi Jokowi yang tidak akan bertarung lagi. Ini soal-soal mobilisasi nasional untuk punya 1 sikap dan bersatu menghadapi semua perkembangan," Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, @Fahrihamzah, Minggu (15/3/2020) malam.
Ia pun menegaskan bahwa semua pihak pasti bisa menemukan cara untuk bersatu asalkan bersikap dewasa.
"Terbukalah dan di atas itu kita bangun kebersamaan. Kita pasti bisa bersatu di atas kejujuran. Pasti," cuit mantan politikus PKS itu.
Dia juga mengimbau jangan jadikan isu virus Corona untuk medan pertarungan politik.
"Lupakan hal-hal lain yang enggak jelas. Fokus pada keselamatan rakyat. Bangsa kita dalam bahaya besar oleh ketidaktahuan kita tentang skala persoalan," cuitnya.
Fahri mencontohkan negara-negara besar dan lebih kuat dari Indonesia telah mengumumkan darurat nasional terkait COVID?19.
Amerika yang negara liberal mengeluarkan triliunan dolar untuk memastikan rakyatnya tidak punya halangan untuk melakukan tes dan pemeriksaan serta perawatan.
"Bersyukur kita punya negara kepulauan. 17.000 pulau kita dan artinya ada ribuan pulau dan perbatasan yang menghambat penyebaran virus ini. Dorong otonomi yang telah ada dan beri subsidi dan bantuan agar kewaspadaan ini dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat di bawah," kata Fahri.
Baca Juga: FPI Desak Jokowi Tiru Langkah Anies Baswedan dalam Penanganan Corona
Fahri yakin Indonesia bisa menghadapi COVID-19. Meskipun diakuinya banyak pejabat yang memiliki kapasitas rendah. Namun dia tidak ingin menyebut nama.
"Ayolah, kita pasti bisa. Meski saya sendiri ingin mengatakan banyak pejabat yang undercapacity. Saya enggak mau sebut nama tapi kalau memang kelihatan kurang mampu sebaiknya sadar dan mohon bantuan kepada yang lebih sanggup. Kerja ini perlu presisi. Tapi juga kerendahan hati. Terima kasih," cuitnya.