Sonora.ID - Merebaknya wabah Covid-19 di Tanah Air menyebabkan beberapa pelaku usaha bisnis menjadi pesimis, akibat terganggunya ekonomi.
Bahkan beberapa bisnis pun memutuskan untuk sementara waktu menghentikan aktivitasnya dulu karena tidak memiliki biaya dan sumber daya yang cukup untuk memenuhi aktivitasnya tersebut.
Namun, di sisi lain pebisnis pun juga membutuhkan pemasukan untuk bisa tetap membayar karyawannya.
Baca Juga: Pentingnya Spa Branding sebagai Solusi Berbagai Masalah di Tahun 2020
Pemerhati Branding Silih Agung Wasesa mengatakan, situasi saat ini yang mengharuskan work form home, semi lockdown dan social distance menyebabkan kegiatan ekonomi tak berjalan.
Untuk menghadapi hal tersebut, pihaknya menjelaskan diperlukan cara untuk bertahan dan melihat kondisi ini dari sisi lainnya agar taking profit dapat memunculkan benefit yang menguntungkan kita dan orang lain.
“Situasi yang mengharuskan kita harus work form home, semi lockdown dan social distance menyebabkan ekonomi menjadi mandek, sehingga kita perlu cara agar dapat bertahan dan memperoleh benefit” ujar Silih.
Baca Juga: Patut Dicoba! Gunakan Brand Power untuk Ekspansi Bisnis Anda
Lalu bagaimana strategi taking profit dalam situasi seperti ini?
Silih mengatakan,dalam perusahaan ada istilah Idle capacity yaitu kapasitas yang kita miliki apabila diambil orang lain akan merasa bermanfaat dan kita tak merasa rugi besar-besaran.
Hal inilah yang sudah diterapkan oleh Cambrigde Univercity dan Majalah Tempo yang memberikan aplikasi gratis agar bisa diakses orang lain, sehingga mereka yang work form home, tak perlu keluar untuk menekan penularan virus covid-19.
Baca Juga: Pentingnya Strategi Brand dan Branding dalam Dunia Industri Musik
Selain itu, Silih juga menjelaskan langkah taking profit agar brand bisnis tidak menjadi blunder atau kesalahan akibat memanfaatkan situasi saat ini, di antaranya memberikan solusi bukan rumor atau isu kepada masyarakat.
“Ada beberapa brand yang menjadi dibully seolah memanfaatkan situasi saat ini, dengan membuat rumor bahwa produknya dapat menyembuhkan corona dan laku di pasaran hanya sejenak, karena konsumen merasa ditipu” ujar Silih.
Baca Juga: Ingin Ciptakan 'Loyalty Beyond Reason'? Perhatikan Komunikasi Brand