Sonora.ID - Amerika Serikat (AS) dilaporkan menjadi negara dengan kasus positif virus corona tertinggi hingga Jumat (27/3/2020).
Melansir The New York Times, jumlah kasus positif corona di AS mencapai 83.553 pasien. Dengan demikian, AS melampaui China sebagai negara yang menjadi awal penyebaran virus.
Angka-angka baru yang dirilis pada hari Kamis (26/3/2020) menunjukkan bahwa AS telah menyusul Cina dan Italia dengan jumlah kasus yang dikonfirmasi dalam pandemi global.
Di tengah kekacauan dunia akibat wabah virus corona ini, akhirnya Presiden AS Donald Trump meminta bantuan China untuk memerangi wabah Virus Corona atau COVID-19 yang sudah membuat negara adi kuasa itu menjadi pusat pandemi dunia.
Baca Juga: Donald Trump Sebut Covid-19 jadi 'Virus China', China Marah Besar
Trump pun langsung menghubungi Presiden China, Xi Jinping, Jumat (27/3/2020) siang.
Just finished a very good conversation with President Xi of China. Discussed in great detail the CoronaVirus that is ravaging large parts of our Planet. China has been through much & has developed a strong understanding of the Virus. We are working closely together. Much respect!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 27, 2020
"Baru saja menyelesaikan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari Tiongkok. Dibahas dengan sangat terperinci Corona Virus yang merusak sebagian besar Planet kita. China telah melalui banyak dan telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang Virus. Kami bekerja sama dengan erat. Banyak hormat!," tulis Trump dalam pernyataan tertulis di akun Twitter resminya.
China pun memberikan syarat sebelum membantu AS, yakni dengan memperbaiki hubungan dengan kerja sama kedua negara.
Percakapan tersebut berlangsung dalam sambungan telepon pada Jumat (27/3/2020).
Percakapan itu terjadi di tengah perang kata-kata yang berlangsung lama antara Beijing dan Washington mengenai berbagai masalah, termasuk pandemi virus corona, yang muncul di China akhir tahun lalu dan telah menyebar secara global.
Baca Juga: Donald Trump Protes Karena Film 'Parasite' Memenangkan Best Picture di Oscar
Trump dan pejabat tinggi AS lainnya menuduh China kurang transparan terkait virus yang telah menewaskan lebih dari 24.000 orang secara global itu. Tuduhan tersebut membuat China marah.
Dalam sambungan telepon itu, Presiden Xi mengulangi pernyataannya kepada Trump bahwa China telah terbuka dan transparan tentang virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang di tersebut.