Demi Keselamatan Jurnalis, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Siap Jadi Bank Data Perangi Hoax

31 Maret 2020 17:30 WIB
IJTI bank data jurnalis
IJTI bank data jurnalis ( https://ijti.org/)

Sonora.ID - Di tengah pandemi COVID-19, seluruh pihak diharapkan agar menjaga kesehatan dan dirinya, hal ini berlaku juga untuk para jurnalis atau wartawan yang bertugas.

Menurut Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kota Palembang, Prawira Maulana, untuk mendapatkan kebutuhan gambar dan suara yang baik, jurnalis televisi, menjadi salah satu profesi yang paling rentan terhadap penularan COVID-19.

“Gambar yang baik, dengan angle yang bagus, resolusinya juga bagus, sehingga layak tayang,” ujarnya, saat diwawancarai Radio Sonora, Senin (30/3).

Baca Juga: Menolak Diwawancara, Wali Kota Tangerang Marahi Wartawan yang Masih Kerja Lapangan

Wira, sapaan akrab Prawira Maulana, mengungkapkan, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumsel menyatakan kesiapannya untuk menjadi bank data bagi pemerintah daerah dan instansi terkait, untuk menyalurkan pemberitaan ke semua stasiun televisi.

“Otoritas terkait, bisa memaksimalkan fungsi kehumasannya. Kemudian, video-video yang diambil oleh humas otoritas tersebut, bisa ditampung di IJTI. Kemudian, IJTI yang akan mengirimkannya ke jurnalis maupun stasiun-stasiun televisi yang ada. Tentu dengan tidak menyertakan arsip,” ujarnya.

Wira menambahkan, dalam setiap pemberitaan, para jurnalis dituntut untuk mendapatkan sisi eksklusivitasnya, namun, kondisi saat ini memang tidak ideal.

“Sisi eksklusivitasnya agak dikurangi sedikit. Seperti itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Corona, PT KAI Palembang Batasi Operasional LRT dan Kereta Jarak Jauh

Saat ini, lanjut Wira, informasi yang berseliweran di tingkatan masyarakat, banyak sekali. Mungkin, setiap jam, ada saja WhatsApp yang isinya video ataupun info yang tidak terverifikasi, yang tentunya akan membuat resah masyarakat.

Menurut Wira, peran jurnalis adalah untuk segera memverifikasi dan mengkonfirmasi info tersebut.

“Nah, di situlah kadang jurnalis melakukan konfirmasi tidak mengenal waktu. Karena memang, saat ini kan sudah era digital dan online,” ujarnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Prov. Sumsel, lanjut Wira, harus standby untuk menyikapi klarifikasi atau konfirmasi dari info-info liar tersebut.

Baca Juga: Update Corona Sulsel: 50 Orang Positif, Terbanyak di Makassar

Wira berharap, pihak otoritas terkait membaca dan menjadikan Pokok-Pokok Pikiran Wartawan Sumsel tadi, sebagai dasar dalam menentukan langkah selanjutnya.

Pihaknya mendorong perusahaan media untuk membekali wartawannya dengan alat keamanan diri, dan tidak mengirimkan wartawannya ke daerah yang termasuk zona merah.

Masyarakat diharapkan untuk tidak memproduksi dan mendistribusikan konten atau informasi yang tidak terverifikasi.

“Kalau mau mengecek info yang sebenarnya bisa ke media massa, atau bisa kunjungi situs resmi terkait covid-19. Jangan menularkan keresahan,” pungkasnya.

Baca Juga: Dari Status Siaga, Bali Naikkan Status Menjadi Tanggap Darurat Corona hingga 29 Mei

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm