Sonora.ID - Amerika Serikat masih menjadi negara nomor satu dengan kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia hingga saat ini.
Bahkan AS pun mengalahkan China sebagai negara yang pertama kali menemukan virus corona berbahaya tersebut.
Pada awal kemunculan virus corona tersebut, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan bahwa dirinya tidak gentar menghadapi virus tersebut.
Bahkan dilansir dari Kompas.com, Trump pernah menyatakan bahwa ia dan negara pemerintahannya tersebut harus membicarkan laju virus corona, karena ia menganggap virus ini sama seperti flu musiman.
Baca Juga: Tolak Gengsi, Akhirnya Trump Minta Bantuan China untuk Atasi Virus Corona di AS
“Biarlah, jangan lakukan apapun, anggap virus corona adalah flu,” ungkapnya beberapa waktu yang lalu.
Tak menunggu waktu lama, pernyataan Trump tersebut langsung menjadi perhatian masyarakat dunia yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadang virus corona.
Pasalnya, pernyataan tersebut kontras atau sangat berkebalikan dengan banyak hal yang dinyatakan oleh sebagian besar ahli dan dokter di berbagai negara.
Namun, baru-baru ini Trump seperti baru menyadari efek atau dampak dari virus corona yang masih terus menyerang warganya tersebut.
Baca Juga: Donald Trump Sebut Covid-19 jadi 'Virus China', China Marah Besar
Dirinya akhirnya meminta bantuan China dalam menhadapi kasus corona di negaranya dan baru-baru ini ia menyebut bahwa corona tidak sama dengan flu biasa.
Presiden AS tersebut mengatakan bahwa risiko dari virus corona atau Covid-19 ini lebih buruk dari flu yang biasa terjadi pada manusia.
Dengan adanya pernyataan tersebut, seakan-akan dirinya menyesali pernyataanya pada saat awal kemunculan virus tersebut.
Bahkan pada awal Maret yang lalu, dirinya dengan tegas bertekad bahwa negara dan perekonomian akan berjalan seperti biasa.
Baca Juga: Donald Trump Mengaku Sama Sekali Tak Khawatir Terinfeksi Corona
“Kami tidak pernah menutup negara karena flu,” ungkapnya saat membandingkan virus corona dengan flu biasa.
Namun, yang sekarang terjadi adalah kebalikan dengan pernyataan-pernyataan tersebut, Trump saat ini mulai sadar akan bahaya virus corona.
Pihaknya pun menyatakan bahwa tanpa adanya physical distancing, kemungkinan angka kematian karena corona akan meningkat di angka 2,2 juta.
“Jika kita tidak melakukan apa-apa, Anda akan melihat orang-orang mati di dalam pesawat terbang, Anda akan lihat banyak orang mati di mana-mana,” ungkap Trump menyesali pernyataannya di awal Maret yang lalu.
Baca Juga: Trump Diisukan Terinfeksi Virus Corona, Gedung Putih: Dia Belum Diperiksa