Hill mengatakan, kemungkinan Johnson akan mendapatkan jenis bantuan pernapasan yang disebut dengan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).
CPAP ini dinilai efektif untuk pasien Covid-19, setidaknya pada awal pemakaiannya. Hal ini dilihat berdasarkan dari pengalaman di negara Italia dan negara Eropa lainnya.
Kemudian pasien-pasien Covid-19 akan dibantu dengan ventilator invansif berupa selang yang diletakkan di saluran napas.
Baca Juga: Harimau Bernama Nadia di Kebun Binatang AS Positif Virus Corona
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), kebanyakan pasien yang dirawat di ICU membutuhkan ventilator.
Sekitar 15 persen penderita Covid-19 bisa berujung dengan masalah kesehatan yang parah dan membutuhkan terapi oksigen di rumah sakit.
Lalu, 5 persen di antaranya dipindahkan ke ICU sehingga mendapatkan bantuan bernapas dengan pernapasan mekanis.
Baca Juga: Mengancam Aparat Pos Pemeriksaan Covid-19, Pria Asal Filipina Ini Ditembak Mati
Beberapa lainnya juga menerima bantuan untuk organ lain yang bermasalah akibat penyakit ini. Setiap orang yang menggunakan ventilator harus dibius meskipun mereka dalam kondisi tidak sadar.
Sebuah tabung dimasukkan ke tenggorokan pasien sehingga oksigen dari mesin dapat ditiupkan ke paru-paru. Tindakan ini dapat menghilangkan ketegangan yang dialami paru-paru saat menjalani masa pemulihan.
Namun, di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara, pasien ICU hanya akan diberi bantuan ventilator pada 24 jam pertama saja.
Baca Juga: Terinspirasi dari Wabah Covid-19, Film 'Corona' Direncanakan Tayang Tahun Ini
Aturan itu berdasarkan pedoman National Institute for Health Care Excellence (NICE). Penanganan untuk pasien Covid-19 harus memiliki perencanaan yang jelas.
Hal itu terkait tindakan perawatan yang akan diambil untuk menangani gejala yang ada sehingga hasil perawatan efektif.