Harisson menyesalkan ketua kelompok Sajadah Fajar ini tidak mau menyerahkan nama-nama anggotanya yang berangkat.
“Ketua dari Sajadah Fajar ini tidak mau memberi info kepada kami siapa-siapa saja yang ada dalam anggota Sajadah Fajar. Dan ini sebenarnya membahayakan anggotanya dan juga masyarkat” tegasnya.
Meskipun korban memiliki riwayat mengikuti kegiatan Sajadah Fajar, hingga kini belum bisa dipastikan apa yang menjadi penyebab meninggalnya namun dicurigai terpapar Covid-19.
Baca Juga: Perampok Toko Emas di Tamansari Meninggal Akibat Positif Virus Corona
“Kepada masyarkat atau anggota sajadah fajar datang ke Dinas Kesehatan Pontianak atau Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar nanti akan dilakukan contact tracing atau pemeriksaan” pintanya.
Harisson menekankan, masyarakat tidak perlu menyembunyikan informasi yang mencurigakan terkait Covid-19, karena akan berakibat fatal bagi masyarakat disekitarnya.
Oleh karena itu, ia kembali mengimbau kepada masyarakat untuk memberikan informasi secara terbuka agar bisa dilakukan contanct tracing, rapid test, dan isolasi mandiri selama 14 hari.
"Saya kira tidak perlu takut, kita akan tetap merahasiakan identitas pasien, alamat hanya kita sebut nama kota saja” jelasnya.
Baca Juga: Pemkot Medan Siapkan Area Pemakaman Khusus Korban Meninggal Dunia Akibat Covid-19