Sonora.ID - Akhir pekan yang lalu, masyarakat Jakarta dihebohkan dengan keputusan aplikator dan pemerintah untuk menghilangkan pilihan angkut penumpang pada aplikasi ijek online.
Pasalnya, meskipun mengalami penurunan yang drastis, namun masih ada masyarakat Jakarta yang membutuhkan layanan tersebut.
Tak lama setelah kebijakan itu diterapkan pun masyarakat Jakarta melalui akun media sosial mereka langsung menuntut kembalinya layanan angkut penumpang pada aplikasi ojol.
Sebelumnya diketahui bahwa ojol memang sangat mengandalkan layanan antar makanan dan barang, pada saat masa karantina ini.
Baca Juga: Kemenhub Beri Izin Ojol Bawa Penumpang Saat PSBB, Asalkan......
Di sisi lain, kebijakan tersebut ditujukan untuk melindungi penumpang dan pengendara ojol untuk terhindar dari virus corona.
Setelah melihat banyaknya masyarakat yang masih membutuhkan layanan angkut penumpang, akhirnya Menteri Perhubungan Ad Interim, Luhut Binsar Pandjaitan pun mengeluarkan aturan bahwa sepeda motor dapat mengangkut penumpang, namun harus menjalani beberapa syarat.
Hal itu disampaikan oleh Juru bicara Kementerian Perhubungan, bahwa pengendara ojol harus memenuhi ketentuan dan memenuhi protokol kesehatan.
Syarat yang dimaksudkan adalah harus melakukan disinfeksi pada kendaraan dan atribut yang dikenakan sebelum dan setelah selesai berkendara.
Baca Juga: Tanggapi Aturan Pemerintah, Driver Ojol Tuntut Tiga Hal Ini
Kemudian pengendara dan penumpang wajib menggunakan masker, pengendara pun wajib menggunakan sarung tangan, dan tidak berkendara pada saar sakit.
Hal ini disampaikan oleh Jubir Kementerian Perhubungan dalam video conference pada hari Minggu, 12 April 2020 kemarin.
Keputusan ini pun didukung oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi yang menyatakan bahwa keputusan tersebut sudah dikoordinasikan dengan pihak Kemenkes.
Baca Juga: Dukung Program PSBB Pemerintah, Gojek Hapus Layanan Go-Ride di Aplikasi
Pihaknya juga meminta kerjasama dari pihak aplikator untuk menyesuaikan algoritma sesuai dengan protockol kesehatan.
“Kami harapkan di algoritma yang boleh diangkut pengemudi yang sesuai standar peraturan tadi, itu harus dikuatkan aplikator, dan mereka pun mengatakan siap,” ungkapnya dikutip dari Kompas.com.
Hingga saat ini pihaknya masih terus berharap adanya kerjasama yang baik antara petugas, masyarakat, dan aplikator dalam menjalani aturan tersebut.
Pasalnya, ojek online memang dianggap berpotesi sebagai sarana penyebaran virus corona karena jarak antar pengendara dan penumpang yang cenderung berdekatan.
Baca Juga: Prihatin dengan Kondisi Mitra Driver, Manajemen Gojek Sisihkan Penghasilannya