Namun Sri Mulyani memberikan catatan bahwa pertumbuhan penerimaan bea dan cukai ini disebabkan oleh lonjakan pembelian pita cukai lebih awal oleh industri hasil tembakau dikarenakan adanya antisipasi pembatasan sosial.
Secara keseluruhan pendapatan negara hingga akhir Maret 2020 sebesar Rp 375,9 triliun atau tumbuh 7,7 persen,
Kembali Sri Mulyani memberikan catatan pertumbuhan ini disebabkan oleh adanya pembayaran deviden lebih awal dari perusahaan bank BUMN yang menyebabkan PNPB melonjak.
Baca Juga: Masuk Surabaya, Penumpang Pesawat, Kapal, Kereta Api & Bus, Diimbau Mandi Dulu
Sehingga menurut Sri Mulyani angka pada realisasi APBN bulan Maret ini belum mencerminkan kondisi ekonomi sesungguhnya.
Hal ini dikarenakan ada beberapa hal yang tidak akan terulang seperti pembelian pita cukai dan pembayaran deviden.
Sementara untuk realisasi belanja negara hingga akhir Maret ini tercatat sebesar Rp 452,4 triliun atau 17,8 persen dari APBN
Sehingga defisit apbn hingga akhir Maret 2020 tercatat sebesar Rp 76,4 triliun atau 24,9 persen dari APBN.
Baca Juga: Update Covid-19 17 April 2020: 5.923 Kasus, 607 Sembuh, 520 Meninggal