“Paket sembako saja, uang tunai tidak ada,” ungkapnya dalam keterangan tersebut.
Terkait dengan teknis pengirimannya, pihak Kecamatan akan membagikan paket tersebut ke masing-masing RW kemudian dari RW meminta bantuan dari tukang ojek, ojek online, atau pihak lain untuk menghantarkan paket bantuan secara door to door.
Cara ini dilakukan untuk mencegah adanya physical distancing apa bila paket sembako dibagikan langsung di satu tempat.
Selain itu, dengan teknis tersebut juga sekaligus membantu pihak-pihak yang membutuhkan pemasukan, karena pengiriman paket dikenakan biaya sebesar Rp 5.000.
Baca Juga: Untuk Warga Jateng di Jabodetabek, Ganjar akan Berikan Bantuan Sosial
Di sisi lain, Joko pun menyatakan bahwa dari 26.904 paket sembako tersebut masih ada beberapa sembako yang kembali.
Pasalnya, masih ada beberapa orang yang menganggap dirinya mampu untuk membiayai kebutuhannya, sehingga menolak bantuan sembako agar bisa disalurkan ke orang yang lebih membuthkan.
“Ada orang-orang yang merasa dirinya mampu membiayai hidupnya sendiri, jadi mereka merasa tidak perlu mendapatkan bantuan gitu, jadi dikembalikan. Jadi ada kesadaran dari warga masyarakat untuk mengembalikan,” ungkap Joko.
Baca Juga: Melalui Rekening, Pemkot Malang Segera Berikan Bantuan Sosial bagi Warga Terdampak Corona