Baru-baru ini BKKBN juga bekerja sama bersama IBI (Ikatan Bidan Indonesia) dengan melakukan sosialisasi untuk menunda kehamilan dulu semasa pandemi Covid-19, dan membagikan alat kontrasepsi.
Karena, menurut Hasto, masa hamil muda itu banyak risikonya, misalnya seperti mual, pusing, nanfsu makan menurun dan sebagainya sehingga bisa berdampak ke daya tahan tubuh yang menurun sehingga mudah tertular Covid-19.
"Setiap ibu hamil muda daya tahan tubuhnya pasti menurun, seperti yang sudah disebutkan tadi, dan yang kedua, akan sulit untuk kontrol karena dokter-dokter obgyn yang praktek menerima pasien agak selektif," ujar Hasto.
Baca Juga: Sudah KB Steril Tapi Kok Hamil Lagi? Berikut Jawaban dr. Boyke
"Alasan ketiga, setiap ibu hamil 5-10 persen terjadi risiko abortus atau pendarahan yang menyebabkan harus ke Rumah Sakit, ini sudah hukum alam," lanjutnya.
Ketika terjadi pendarahan, atau keguguran, akses pelayanan juga tidak mudah, tidak bisa langsung masuk ke UGD seperti dahulu kala.
Hasto juga menjelaskan alasan keempat, bahwa pengaruh Covid-19 terhadap kehamilan ini juga masih diteliti bahkan banyak dokter yang belum tahu dengan pasti.
Baca Juga: Masih ‘Di Rumah Aja’, Ketua BKKBN: Ada 'Jokes' Corona Negatif, Istri Positif
Hal tersebut lah yang harus pihak BKKBN sosialisasikan ke masyarakat.