Bahkan dirinya pun tak bisa berkutik akan tekanan kerja tersebut.
"Mau protes, susah sekali, kita di tengah laut," kata BR.
Dalam kesaksiannya, RV (27) pria asal Ambon Maluku mengatakan jika kontrak kerja para ABK Indonesia dengan kapal ikan tersebut tak sama sekali mengatur soal jam kerja.
Dirinya baru mengetahui setelah berada di tengah lautan.
"Tidak tertulis soal jam kerja, jadi baru diatur oleh kapten kapal saat di laut," ujar RV.
Baca Juga: Nekat Mudik, 20 Penumpang Gelap Terpaksa Diturunkan di Tengah Laut
Meski telah bekerja dengan sangat keras, sejumlah ABK itu mengaku jika gaji mereka ada yang belum dibayarkan oleh perusahaan kapal ikan.
Yang semakin ironis, ABK asal Indonesia tersebut ternyata diperlakukan tak layak dalam hal jatah makanan.
Kisah tersebut diceritakan oleh ABK asal Makassar, Sulsel NA (20) yang merasa ‘dianaktirikan’.
Menurutnya, ABK yang bukan dari Indonesia selalu mendapat jatah makan yang bergizi ketimbang ABK asal Indonesia.
"Kita dibedain dengan orang dia." ucap NA.
Baca Juga: Sebanyak 106 ABK KM Lambelu di Makassar Jalani Tes Swab Kedua