"Kemudian sesudah kita menelusuri informasi harus ada namanya pembuatan atau desiminasi informasi ketika sudah jadi desiminasi informasi aplikasi untuk itu namanya big data perpustakaan sudah kita rancang, tapi terpaksa juga dipotong tahun ini karena itu tadi anggaran yg sangat kecil, tutur Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando.
Selain itu Muhammad Syarif juga menuturkan bahwa telah melakukan kerjasama dengan seribu rektor perguruan tinggi negeri maupun swasta.
"Tadi juga kami diberi masukan bagaimana perpusnas bekerja sama perguruan tinggi negeri dan swasta mohon ijin bapak, saya sudah MoU dengan hampir 1.000 rektor dan semua menginginkan bagaimana konten digital dikirim dari perpusnas dengan uu 23 tahun 2014 tentang Pemda, perpustakaan dijadikan urusan wajib," tutur Muhammad Syarif
Baca Juga: Pemprov Jatim Terima Bantuan Pemerintah Pusat untuk Bangun RS Darurat Covid-19
"Tahun ini diberikan DAK untuk membangun fisik karena kepedulian daerah, dimanapun juga perpustakaan selalu menjadi the next atau yg terakhir yg jadi masalah tadi dari Aceh disampaikan dibangunlah fisiknya, tapi tetap saja menuntut bagaimana kontennya diisi oleh perpusnas dan ini mahal," ungkap Muhammad Syarif
Lebih lanjut Syarif Bando berharap perpusnas bisa diberikan anggaran yg cukup untuk pemenuhan e-pusnas salah satunya dengan membeli copyright.
Dirinya meyakini jika hal tersebut terpenuhi maka satu bulan ke depan Perpusnas bisa meningkatkan hingga lebih dari satu juta buku.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Pemkot Surabaya Publikasi Daftar Penerima Bantuan