"Dia (Tono) bilang yang ngasih ada yang Rp 15 ribu- Rp 20 ribu, terus kalau dia jual dus sepuluh kilo saja sudah Rp 20 ribu. Jauh dari kenyataan (pengakuan) pendapatannya," kata Enep.
Sementara untuk harta tidak bergerak menurut penuturan Enep, Abah Tono memiliki rumah yang tinggi menjulang.
Rumah tingkat tiga tersebut dimiliki Abah Tono tanpa berhutang. Rumah tersebut kabarnya masih dalam tahap pembangunan namun telah rampung 75%.
Baca Juga: Sosok Dewi Kumari, Manusia Setengah Dewi yang Masih Disembah Warga Nepal
"Itu lebih dari cukup, bikin rumah tiga lantai, dengan penghasilan segitu masa bisa, kenapa saya saja tidak bisa," ujarnya, sambil tersenyum.
Sementara untuk kebutuhan makan Abah Enep, telah dicukupi oleh kedua anaknya yang telah bekerja.
Selain itu Abah Tono juga mendapatkan bantuan dari orang derawan yang tiap bulannya diterima kakek tersebut.
Baca Juga: 22 Desa Di Klungkung, Tetap Lakukan Pilkel Serentak di Tengah Pandemi Covid-19
"Tapi kalau bilang dia tidak makan, tetangga juga geram, merasa dipermalukan oleh beliau, kan dosa pa kalau ada orang atau tetangga yang sampai gak makan," ucap Kepala Desa Pangaubam