Sekarang ini hanya beberapa saja dari para penjual lontong balap kranggan yang masih bertahan di jalan kranggan ditengah dominasi berbagai merek dan menu kuliner asing lainnya terlebih pada saat pandemi dan PSBB saat ini.
Dari delapan lapak kuliner yang berdekatan dengan eks gedung bioskop garuda di Jalan Kranggan ini, lima di antaranya adalah penjual lontong balap yang masih bertahan dan tiga lapak lainnya menjual es kelapa muda.
Pada awalnya, para penjual lontong balap di Surabaya masih menggunakan gerobak jinjing yang dipikul dan kemudian berkembang menggunakan gerobak dorong.
Baca Juga: Pengusaha Kuliner di Palembang Menjerit Karena Sepi Pengunjung
Saat itu mereka masih menggunakan tempayan atau gerabah besar dengan tungku tradisional untuk membakar kayu atau arang sebagai pemanas.
Penjual lontong balap saat ini, ada yang tetap menggunakan tempayan dengan tungku tradional atau menggunakan panci besar dengan pemanas modern.
Selain itu, mereka juga menawarkan menu lontong balapnya melalui jasa layanan antar atau ojol, baik sebagai hantaran saat ramadhan dan terutama disaat pandemi dan PSBB saat ini agar dapat tetap bertahan.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Akan Kembali Lakukan Rapid Test Massal di Beberapa Wilayah